Page 297 - BUKU 8
P. 297

3.3. Sebagai  umat  beragama  Indonesia,  kita  wajib  mensyukuri  kemerdekaan  dan  mengaplikasikan  “hikmah  bersabar”
                 dengan bertakwa dan sabar serta bersungguh-sungguh menggali, mencari dan mempelajari persamaan-persamaan
                 nilai-nilai agamis dengan agama lainnya untuk memperkuat tali persaudaraan manusiawi di antara umat beragama,
                 walaupun syariat agamanya berbeda-beda.

            3.4. Sebagai  umat  beragama  Indonesia,  kita  wajib  mensyukuri  kemerdekaan  dan  mengaplikasikan  “hikmah  bersabar”
                 dengan bertakwa dan sabar serta ikut aktif dalam organisasi Forum Silaturahmi Antarumat Beragama, agar dapat
                 memberikan  contoh  tauladan  kepada  anak,  cucu  sebagai  calon-calon  manusia  dewasa  Indonesia  bahwa  semua
                 agama berbeda dan tidak mungkin sama tetapi masih ada hal-hal dan nilai-nilai yang sama untuk dijadikan jembatan
                 agar manusia dapat hidup rukun, damai dan sejahtera.

        Musuh  utama  rakyat  Indonesia,  yaitu  kebodohan,  kemiskinan  dan  keterbelakangan.  Musuh  rakyat  Indonesia  bukannya
        perbedaan  jenis  kelamin,  bukannya  perbedaan  partai,  bukannya  perbedaan  suku  bangsa,  bukannya  perbedaan  agama,
        bukannya perbedaan mazhab dan bukannya perbedaan-perbedaan lainnya yang sangat banyak sekali.

        Mudah-mudahan seluruh rakyat Indonesia dapat bersatu padu, seia sekata, sehati sepikir dalam memberantas kemiskinan
        dan kebodohan di bumi persada Indonesia ini, melalui karya nyata yang langsung dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia
        miskin prasejahtera

        Diharapkan bagi rakyat Indonesia yang mapan dan relatif mampu dapat bersatu untuk membantu rakyat Indonesia yang
        miskin,  tanpa  membedakan  mazhab,  partai,  agama,  paham,  dan  perbedaan-perbedaan  lainnya  yang  tak  mungkin  habis
        sepanjang  zaman.  Jangan  sampai  rakyat  Indonesia  habis  enersinya  memperdebatkan  perbedaan  paham  dan  program,
        sedangkan dilain pihak rakyat Indonesia yang miskin menganga lapar dan tambah miskin, karena rakyat Indonesia yang
        kaya dan pintar-pintar masih sedang berdebat dan masih tetap mempertahankan konsepnya terus.

        Mudah-mudahan  melalui  “Hikmah  bersabar”,  seluruh  rakyat  Indonesia  dapat  bersatu  padu,  seia  sekata,  sehati    sepikir
        bersama-sama    membangun    Indonesia    baru    memberantas    kebodohan,    kemiskinan    dan    keterbelakangan  cara
        mempelajari  Al  Qur’an,  sehingga  dapat  mewujudkan  Indonesia  Baru  yang  sejahtera,  aman  damai  dan  hidup  rukun
        antarumat beragama dalam Kebhineka Tunggal Ikaan yang Islami, Insya Allah.






                                                                                                                                           BUKU 8           295
   292   293   294   295   296   297   298   299   300