Page 17 - E-MODUL MATA KULIAH SEJARAH MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA HINDU-BUDHA DI NUSNATARA
P. 17

•  Prasasti:  Prasasti-prasasti  yang  ditemukan  di  wilayah  Sumatera,  terutama  di  sekitar
                      Palembang,  memberikan  informasi  tentang  pemerintahan,  agama,  dan  aktivitas
                      perdagangan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuwo, dan lainnya adalah
                      contoh-contoh penting dari prasasti-prasasti ini.

                   •  Arkeologi:  Temuan-temuan  arkeologi,  seperti  situs-situs  candi,  artefak-artefak,  dan
                      struktur-struktur  fisik,  memberikan  bukti  tentang  keberadaan  dan  aktivitas  Kerajaan
                      Sriwijaya. Misalnya, situs candi Muara Takus di Riau dan kompleks arkeologi Kota Kapur
                      di Sumatera Selatan adalah contoh-contoh situs arkeologi yang terkait dengan Sriwijaya.
                2)  Luar Negeri:
                   •  Catatan Cina: Catatan sejarah Tiongkok, seperti "Records of the Three Kingdoms" (San
                      Guo Zhi) dan "Great Tang Records on the Western Regions" (Da Tang Xi Yu Ji), mencatat
                      hubungan antara Tiongkok dan Kerajaan Sriwijaya dalam hal perdagangan, diplomasi, dan
                      budaya.

                   •  Catatan Arab: Beberapa catatan dari dunia Arab juga menyebutkan tentang Kerajaan
                      Sriwijaya, mengaitkannya dengan perdagangan dan Islam. Catatan Al-Masudi dan Ibnu
                      Khurdadbeh  memberikan  beberapa  informasi  tentang  keberadaan  Sriwijaya  dalam
                      konteks perdagangan maritim dan agama.
                   •  Catatan India: Sejumlah catatan India juga merujuk pada Kerajaan Sriwijaya, terutama
                      dalam kaitannya dengan perdagangan rempah-rempah dan hubungan lintas laut.

                   •  Karya Geografi dan Navigasi: Karya-karya seperti "Periplus of the Erythraean Sea" dan
                      "Kitab al-Masalik wa al-Mamalik" memberikan panduan navigasi dan informasi tentang
                      perdagangan maritim yang melibatkan Sriwijaya.
                   •  Sumber-sumber  ini  memberikan  berbagai  informasi  tentang  sejarah,  pemerintahan,
                      budaya,  dan  perdagangan  Kerajaan  Sriwijaya.  Namun,  perlu  diingat  bahwa  beberapa
                      sumber mungkin memiliki bias atau interpretasi tertentu, dan penelitian kontinu oleh
                      sejarawan dan arkeolog diperlukan untuk membangun pemahaman yang lebih lengkap
                      tentang kerajaan ini.

                  c. Sistem Pemerintahan
                         Sistem  pemerintahan  Kerajaan  Sriwijaya  adalah  monarki,  di  mana  pemerintahan

                     dikuasai  oleh  seorang  raja  yang  memiliki  kekuasaan  absolut.  Berikut  adalah  beberapa
                     informasi mengenai sistem pemerintahan Kerajaan Sriwijaya:
                     •  Raja  sebagai  Pemimpin  Utama:  Raja  adalah  pusat  kekuasaan  dan  otoritas  dalam
                         kerajaan. Dia adalah kepala pemerintahan dan memiliki peran politik dan spiritual yang
                         penting. Kekuasaan raja mencakup bidang politik, agama, militer, dan perdagangan.
                     •  Agama: Agama memiliki peran sentral dalam sistem pemerintahan Kerajaan Sriwijaya.

                         Raja juga dianggap memiliki kewenangan spiritual, dan kerajaan mendukung agama-
                         agama  seperti  Hinduisme  dan  Buddhisme.  Pusat  agama  dan  kegiatan  keagamaan
                         mendapat perhatian yang besar.
                     •  Sistem  Administrasi:  Raja  dibantu  oleh  para  pejabat  istana  dan  petinggi  kerajaan
                         dalam mengelola pemerintahan. Ada struktur administratif yang terdiri dari berbagai
                         tingkatan  pejabat,  seperti  kepala  desa,  bangsawan,  dan  penguasa  daerah,  yang
                         membantu dalam mengatur wilayah dan rakyat.


            14| Sejarah Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22