Page 10 - Modul Berbasis Literasi Sains
P. 10

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1


                             Konsep Asam dan Basa                      Alokasi Waktu: 2 x 45 menit




            Indikator Pencapaian Kompetensi

            Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry dan
               Lewis.



                  Sifat asam dan basa yang kita kenal selama ini masih terbatas. Untuk itu kita perlu memahami lebih

             lanjut mengenai teori asam basa. Pada dasarnya ada tiga cara berbeda untuk mendefinisikan suatu zat

             bersifat asam atau basa. Pertama, didasarkan pada reaksi ionisasi senyawa jika dilarutkan dalam air (Teori
               Arrhenius). Kedua, didasarkan pada keadaan senyawa ketika bereaksi dengan zat/senyawa lain dengan
               sistem serah terima proton (Teori Bronsted-Lowry). Ketiga, didasarkan pada keadaan senyawa ketika
             bereaksi dengan zat/senyawa lain dengan sistem serah terima elektron (Teori Lewis).

                  Ketiga teori yang dikemukakan para ahli tersebut mempunyai dasar pemikiran yang berbeda tetapi

             saling melengkapi dan memperkaya. Hal yang tidak bisa dijelaskan oleh teori Arrhenius dapat dijelaskan

             dan dilengkapi oleh teori Bronsted-Lowry dan tidak bertentangan dengan teori Arrhenius. Demikian juga
             1.  Teori asam basa menurut teori Arrhenius
             teori  G.N.  Lewis  dapat  melengkapi  hal-hal  terkait  asam  basa  yang  tidak  dapat  dijelaskan  oleh  teori
             Bronsted-Lowry










                                 1. Teori Asam Basa Menurut Arrhenius

                     Svante August Arrhenius (1859 –1927), ahli kimia berkebangsaan Swedia, tercatat sebagai
                pemenang hadiah nobel bidang kimia pada tahun 1903. Gagasan Arrhenius merupakan dasar dari
                kimia fisika modern dan elektrokimia. Arrhenius menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam
                larutan aqua (air) tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen didalamnya.

                     Beliau mengusulkan teori disosiasi elektrolit yang menyatakan bahwa elektrolit seperti asam,
                basa dan garam terdisosiasi menjadi ion-ionnya dalam air. Beliau lebih lanjut menyatakan bahwa
                beberapa elektrolit terdisosiasi sempurna (elektrolit kuat) tetapi beberapa lainnya hanya terdisosiasi
                sebagian (elektrolit lemah). Teori asam basa berkembang dengan cepat berlandaskan teori ini.



                     Svante August Arrhenius (1859 –1927), ahli kimia berkebangsaan Swedia, tercatat sebagai
                pemenang hadiah nobel bidang kimia pada tahun 1903. Gagasan Arrhenius merupakan dasar dari
                kimia fisika modern dan elektrokimia. Arrhenius menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam
                        4

                larutan aqua (air) tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen didalamnya. Beliau mengusulkan
          4     teori disosiasi elektrolit yang menyatakan bahwa elektrolit seperti asam, basa dan garam terdisosiasi

                                                                                                        Kelas XI
                menjadi  ion-ionnya  dalam  air.  Beliau  lebih  lanjut  menyatakan  bahwa  beberapa  elektrolit
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15