Page 2 - Bahan Ajar Laporan Kejadian Tindak Pidana Kehutanan
P. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan tugasnya, Polisi Kehutanan harus selalu bertindak
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga tidak boleh
melakukkan sesuatu hanya dengan sewenang-wenang saja dan tidak boleh melanggar
hak asasi manusia, sebagaimana yang tercantum didalam pasal 1 ayat (1) KUHP
menyatakan “tiada suatu perbuatan yang dapat dihukum, kecuali berdasarkan
ketentuan pidana menurut undang-undang yang telah ada terlebih dahulu daripada
perbuatannya itu sendiri”.
Penanganan pertama tindak pidana kehutanan merupakan langkah awal yang
dilakukan oleh Polisi Kehutanan/PPNS Kehutanan guna mencari dan mengumpulkan
bukti agar suatu tindak pidana yang ditemukan dapat menjadi terang dan jelas, serta
dapat menemukan dan menentukan siapa pelakunya. Penanganan pertama Tipihut ini
merupakan langkah pertama dalam penanganan tipihut di Tempat Kejadian Perkara
(TKP) yang biasa dikenal dengan istilah Tindakan Pertama di TKP (TP-TKP).
Kegiatan dalam TP-TKP merupakan kegiatan pengumpulan bahan
keterangan di TKP yang dilakukan untuk menemukan bukti segitiga (triangle crime
scene) yaitu tersangka, korban, serta barang bukti. Bukti segitiga Tipihut (tersangka,
kawasan hutan yang rusak dan barang bukti). Bahan keterangan tersebut dituangkan
dalam laporan kejadian serta berita acara lainnya yang mendukung.
Oleh karena laporan kejadian merupakan administrasi utama yang harus
dibuat sebagai output dari penanganan pertama Tipihut yang merupakan langkah
hukum yang sangat menentukan proses penindakan berikutnya, maka seorang Polhut
harus memiliki kemampuan dan penguasaan teknik dan taktik dalam pembuatan
laporan kejadian dan khusus Polhut Ahli harus dapat menganalisis laporan kejadian
yang sudah dibuat apakah telah memenuhi syarat formal dan materiil.
SS_Diklat Pembentukan Polhut Ahli_2019_BDLHK Makassar 1