Page 151 - BUKU GABUNGAN revisi 17.11.24_Neat
P. 151

Fisika Modern Terintegrasi Etnosains

        meskipun  gagasan  tentang  atom  sebenarnya  sudah  ada  jauh  sebelumnya.

        Faktanya, kita harus kembali ke Yunani Kuno untuk menemukan asal-usulnya.

        Kata “atom” sebenarnya berasal dari 145lectr Yunani Kuno dan secara kasar


        diterjemahkan  dengan  arti  “tidak  dapat  dibagi”.  Teori  Yunani  Kuno  telah

        dikreditkan ke beberapa sarjana yang berbeda, tetapi paling sering dikaitkan

        dengan  Democritus  (460–370  SM)  dan  mentornya,  Leucippus.  Meskipun


        gagasan mereka tentang atom belum sempurna dibandingkan dengan konsep

        kita hari ini, tetapi mereka telah menguraikan gagasan bahwa segala sesuatu

        terbentuk dari atom (Pfeffer & Nir, 2012: 209).

               Para  ilmuwan  telah  lama  berhipotesis  bahwa  meskipun  materi  tampak

        kontinu, ia memiliki struktur tertentu pada tingkat mikroskopik yang tidak dapat


        dilihat  oleh  indra  manusia.  Hipotesis  ini  terbukti  benar  setelah  penemuan

        partikel  dasar  atom  yang  terdiri  dari  inti  kecil  yang  mengandung  proton  dan

        neutron, serta elektron yang berjarak cukup jauh dari inti. Sebagai contoh, jika

        garam  dapur  dihancurkan  hingga  halus,  sifat-sifat  butirannya  tetap  sama


        dengan  garam  aslinya,  hanya  ukurannya  yang  berubah.  Bahkan  jika  proses

        penghancuran  dilanjutkan,  hasilnya  tetap  memiliki  sifat-sifat  garam.  Ketika

        butiran tersebut dilarutkan dalam air, rasa asin masih tetap ada. Butiran terkecil

        garam yang larut dalam air tidak terlihat oleh indra, bahkan dengan mikroskop


        sekalipun. Butiran terkecil ini awalnya disebut partikel. Jadi, setiap materi garam

        dapur terdiri dari elektron partikel garam yang jumlahnya sangat banyak. Setiap

        materi bukan merupakan satu kesatuan, melainkan elektron dari banyak partikel

        yang  sangat  kecil.  Karena  partikel-partikel  ini  adalah  satu  kesatuan,  berarti

        setiap materi terdiri dari bagian-bagian yang diskontinu (tidak kontinu) (Pfeffer


        & Nir, 2012: 211-212).

               Pemikiran  ini  menjadi  dasar  pemahaman  tentang  atom  yang  telah

        berkembang  cukup  lama.  Perkembangan  ini  dimulai  sejak  filsuf  Yunani,

        Democritus  (460-370  SM),  merumuskan  gagasan  bahwa  zat  dapat  dipecah


                                                                                                             145
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156