Page 3 - 1. UKBM QURDIS XI SEMESTER 3 - HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA
P. 3

Artinya:  “Dan  sungguh,  Kami  telah  menciptakan  manusia  dari  saripati  (berasal)  dari
                  tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
                  (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu  sesuatu yang
                  melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
                  belulang,  lalu  tulang  belulang  itu  Kami  bungkus  dengan  daging.  Kemudian,  Kami
                  menjadikannya  makhluk  yang  (berbentuk)  lain.  Mahasuci  Allah,  Pencipta  yang  paling
                  baik. (QS. al- Mu‟minūn [23] : 12-14)

                  a) Tafsir Jalalain (Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Asy-Suyuthi)
                  12- (Dan) Allah telah berfirman, (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) yakni
                  Adam (dari suatu sari pati) lafal Sulaalatin berasal dari perkataan Salaltusy Syai-a Minasy
                  Syai-i, artinya aku telah memeras sesuatu daripadanya, yang dimaksud adalah inti sari dari
                  sesuatu itu (berasal dari tanah) lafal Min Thiinin berta'alluq kepada lafal Sulaalatin.
                  13- (Kemudian Kami jadikan ia) manusia atau keturunan Adam (dari nuthfah)  yakni air
                  mani (yang berada dalam tempat yang kokoh) yaitu rahim.
                  14-  (Kemudian  air  mani  itu  Kami  jadikan  segumpal  darah)  darah  kental  (lalu  segumpal
                  darah  itu  Kami  jadikan  segumpal  daging)  daging  yang  besarnya  sekepal  tangan  (dan
                  segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus
                  dengan  daging)  menurut  qiraat  yang  lain  lafal  'Izhaaman  dalam  dua  tempat  tadi  dibaca
                  'Azhman,  yakni  dalam  bentuk  tunggal.  Dan  lafal  Khalaqnaa  yang  artinya  menciptakan,
                  pada tiga tempat tadi bermakna Shayyarnaa, artinya Kami jadikan (kemudian Kami jadikan
                  dia  sebagai  makhluk  yang  lain)  yaitu  dengan  ditiupkan  roh  ke  dalam  tubuhnya.  (Maka
                  Maha  Sucilah  Allah,  Pencipta  Yang  Paling  Baik)  sebaik-baik  Yang  Menciptakan.
                  Sedangkan  Mumayyiz  dari  lafal  Ahsan  tidak  disebutkan,  karena  sudah  dapat  diketahui
                  dengan sendirinya, yaitu lafal Khalqan.
                  b) Tafsir Al-Mishbah (M. Quraish Shihab)
                  12-  Hendaknya  manusia  mengamati  asal  kejadiannya.  Sebab,  penciptaan  manusia  itu
                  termasuk salah satu bukti kekuasaan Kami yang mengharuskan orang-orang untuk beriman
                  kepada Allah dan hari akhir. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati
                  tanah.
                  13-  Kemudian  Kami  menciptakan  keturunannya.  Dari  tanah  itu,  Kami  menciptakan
                  sperma--sebuah zat cair yang mengandung segala unsur kehidupan--yang bertempat pada
                  rahim, sebuah tempat yang kokoh dan dapat melindungi.
                  14-  Setelah  membuahi  ovum,  sperma  itu  Kami  jadikan  darah.  Darah  itu  pun  kemudian
                  Kami jadikan sepotong daging yang kemudian Kami bentuk menjadi tulang. Tulang itu lalu
                  Kami  balut  dengan  daging.  Setelah  itu,  Kami  menyempurnakan  penciptaannya.  Akan
                  tetapi,  setelah Kami tiupkan roh Kami, ia menjadi  makhluk  yang durhaka dan melawan
                  asas  penciptaannya.  Betapa  Mahatingginya  Allah  dalam  kemahaagungan  dan
                  kemahakuasaan-Nya.  Tidak  ada  yang  menyerupai-Nya  dalam  kemampuan  mencipta,
                  membentuk dan berkreasi.
                  c) Tafsir Al-Qur’anul Azhim (Ibnu Katsir)


                  Allah Ta‟ala berfirman seraya memberitahukan mengenai permulaan penciptaan manusia
                  dari  saripati  (berasal)  dari  tanah,  yaitu  Adam‟.  Allah  Ta‟ala  telah  menciptakannya  dari
                  tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

                  Mujahid  mengemukakan:  “Min  sulaalatin  berarti  dari  mani  anak  cucu  Adam.”  Imam
                  Ahmad  meriwayatkan  dari  Abu  Musa,  dari  Nabi  saw,  beliau  bersabda:  “Sesungguhnya
                  Allah  menciptakan  Adam  dari  satu  genggaman  tanah  yang  digenggam-Nya  dari  seluruh
                  permukaan bumi. Kemudian anak-anak Adam datang sesuai dengan kadar warna tanah. Di
                  antara mereka ada yang merah, putih, hitam, dan di antara hal tersebut, juga ada yang jahat
                  dan ada juga yang baik, serta di antara keduanya.”


                  Hadits tersebut telah diriwayatkan Abu Dawud dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan
                  bahwa hadits tersebut hasan shahih.


                  Tsumma ja’alnaaHu nuth-fatan (“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani.”) Dhamir
                  (kata  ganti) di  sini kembali kepada jenis  manusia, sebagaimana  yang difirmankan Allah
                  dalam ayat  yang lain: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
                  dan  Yang  memulai  penciptaan  manusia  dari  tanah.  Kemudian  Dia  menjadikan
   1   2   3   4   5   6   7   8