Page 19 - Bahan Ajar MItigasi Bencana
P. 19
2. Penanggulangan Bencana Tsunami Melalui Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah kekayaan budaya setempat yang mengandung kebijakan hidup,
pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan
hidup. Terkait dengan lingkungan hidup, Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup secara lestari. Kearifan lokal masyarakat
Indonesia sangat kaya. Bentuk-bentuk kearifan lokal dapat berupa nilai, norma,
kepercayaan, dan aturan-aturan khusus. Beberapa kearifan lokal yang berperan dalam
penanggulangan bencana antara lain sebagai berikut:
a) Semong dalam cerita rakyat aceh. Semong menjadi semacam mitigasi bencana yang
menyerukan kepada penduduk untuk lari ke bukit Ketika terjadi gempa.
Kearifan lokal smong di simeuleu membuat minimnya jumlah korban akibat
tsunami pada 26 Desember 2004 saat berbagai negara yang terkena tsunami korbannya
mencapai ribuan, Simeulue sebuah pulau di Provinsi Aceh mencatat 6 orang yang
meninggal akibat bencana tersebut.
Kearifan lokal smong telah ada sejak 1907 dan telah terbukti mampu
menyelamatkan puluhan ribu jiwa dari smong atau tsunami. Kearifan lokal smong
memiliki hubungan dekat dengan mitigasi bencana tsunami secara tradisional, dan
telah disampaikan melalui puisi-puisi yang terkandung dalam manafi-manafi (cerita
rakyat), mananga-nanga(lagu pengantar tidur), nandong (bersenandung) yang telah
diperkenalkan pada keturunan dari buaian sampai usia tua. mari simak video berikut
ini mengenai smong.
b) Hoyak tabuik (prosesi mengguncang patung Tabot) merupakan tradisi di Pariaman
sebagai antisipasi dalam mitgasi bencana tsunamidan gempa bumi. adanya
penanaman tanaman cemara dan mangrove di pesisir pantai, serta keyakinan akan
terlindungi oleh pulau-pulau kecil di sekitar laut Kota Pariaman. (1)
3. Penanggulangan Bencana Tsunami melalui Teknologi Modern
Pemanfaatan teknologi modern dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana dapat
menyelamatkan nyawa. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gelombang tsunami,
Indonesia menggunakan system Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina TEWS,
dimana komponen strukturalnya terdiri dari seismometer yang dioperasikan oleh Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), alat pasang surut yang dipasang dipantai-pantai
dan dioperasikan oleh Badan Informasi Geospasial serta tsunami buoy. Dengan sarana ini,
bencana tsunami dapat segera dideteksi.
12