Page 16 - Kisah Dua Putri & Siraja Ular
P. 16

”Berapa lama lagi kita akan sampai, Kak?”



                      ”Sebentar lagi, Suntre,” kata Sasandewini sambil menggandeng


               tangan adiknya.



                      ”La ... la ... la ... la ...,” Suntre bernyanyi sambil berlari-lari kecil

               mengimbangi langkah kakaknya.




                      Dua gadis itu melanjutkan perjalanan. Mereka sedikit mempercepat

               langkahnya.  Onak  dan  duri  tidak  mereka  hiraukan.  Ranting-ranting


               kayu yang jatuh menghalangi jalan dengan cepat mereka singkirkan.


               Jalanan  yang  keras  dan  terbelah-belah  karena  kekeringan  tidak

               membuat kaki kecil dua gadis itu berhenti melangkah. Jalan setapak


               menjadi saksi langkah kecil mereka. Semangat mereka sekeras baja,


               pantang menyerah. Semangatnya telah mengalahkan rintangan yang


               ada.  Sasandewini dan Suntre pun memasuki Hutan Kowera. Mereka


               tidak berani masuk terlalu jauh, takut tersesat.


                      ”Hmmm, pakis ...,” guman Sasandewini.




                      ”Daun pakis muda sangat lezat jika disayur santan,” kata Suntre.


                      ”Digulai, maksudnya, itu sayur kesukaan kita, Suntre.”












                                                          14
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21