Page 145 - Aqidah Akhlaq Kls V
P. 145

“Saat  Sya‟ban  r.a  dalam  keadaan  sakaratul  maut,  perjalanan  hidupnya

                      ditayangkan  ulang  oleh  Allah  Swt.  Bukan  hanya  itu,  semua  ganjaran  dari
                      perbuatannya diperlihatkan  oleh  Allah Swt.  Apa  yang  dilihat  oleh  Sya‟ban r.a (dan

                      orang yang sakaratul maut) tidak bisa disaksikan yang lain. Dalam padangannya yang
                      tajam itu Sya‟ban r.a melihat suatu adegan tentang kesehariannya, dia pergi pulang ke

                      masjid untuk shalat berjamah lima waktu. Perjalanan sekitar tiga jam jalan kaki, tentu

                      itu bukan jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya‟ban r.a diperlihatkan pahala
                      yang  diperolehnya  dari  langkah-langkahnya  ke  masjid,”  ujar  Rasulullah  Saw.  Dia

                      melihat  seperti  apa  bentuk  surga  yang  dijanjikan  sebagai  ganjarannya.  Saat  dia
                      melihat lalu berucap, “Aduh mengapa tidak lebih jauh” timbul penyesalan dalam diri

                      Sya‟ban r.a, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan

                      lebih indah.
                            Dalam penggalan kalimat berikutnya Sya‟ban r.a melihat saat ia akan berangkat

                      sholat  berjamaah  di  musim  dingin.  Saat  ia  membuka  pintu,  berhembuslah  angin
                      dingin yang menusuk tulang. Dia masuk ke dalam rumahnya dan mengambil satu baju

                      lagi untuk dipakainya. Dia memakai dua baju, Sya‟ban memakai pakaian yang bagus
                      (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.

                            Dia berpikir jika kena debu tentu yang kena hanyalah baju yang luar dan sampai

                      di masjid dia bisa membuka baju luar dan shalat dengan baju yang lebih bagus. Ketika
                      dalam  perjalanan  menuju  masjid  dia  menemukan  seseorang  yang  terbaring  yang

                      kedinginan dalam kondisi  mengenaskan.  Sya‟ban  meerasa iba dan  segera membuka
                      baju  yang  paling  luar  untuk  dipakaikan  kepada  orang  tersebut  kemudian  dia

                      memapahnya  ke  masjid  agar  dapat  melakukan  shalat  subuh  bersama-sama.  Orang
                      itupun selamat dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan shalat berjamaah.

                      Sya‟ban  r.a  kemudian  melihat  indahnya  surga  sebagai  balasan  memakaikan  baju

                      bututnya kepada orang tersebut.  Kemudian  dia berteriak lagi “Aduh!!  Kenapa tidak
                      yang baru” timbul lagi penyesalan di benak Sya‟ban r.a. Jika dengan baju butut saja

                      bisa  mengantarkannya  mendapat  pahala  besar,  sudah  tentu  dia  akan  mendapatkan

                      yang  lebih  besar  jika  dia  memberikan  pakaian  yang  baru.  Berikutnya,  Sya‟ban  r.a
                      melihat lagi suatu adegan. Saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan

                      cara mencelupkan dulu ke dalam segelas susu. Bagi yang pernah ke Tanah Suci tentu
                      mengetahui ukuran roti Arab (sekitar tiga kali ukuran  rata-rata roti Indonesia). ketika

                      baru saja ingin memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta


                                                                     AKIDAH AKHLAK MI KELAS V    129
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150