Page 17 - Paradigma Perkhidmatan MUI 2021
P. 17

Lanjutan



                               TAUJIHAT SURABAYA TAHUN 2015





             Bahwa  bagi  umat  Islam  Indonesia,  Pancasila,  UUD  1945,  NKRI  dan  Bhinneka  Tunggal  Ika
             merupakan bentuk kesepakatan bangsa Indonesia dalam ikhtiar perjuangan umat Islam Indonesia
             mendirikan negara di Nusantara untuk bersama-sama komponen bangsa lainnya mewujudkan cita-
             cita  kehidupan  yang  adil,  makmur,  dan  religius  di  bawah  naungan  ridla  Allah  SWT,  baldatun
                                                  .
             thayyibatun wa rabbun ghafur
             Bahwa para ulama dan tokoh-tokoh Islam adalah pelaku sejarah penting dan menentukan dalam
             pendirian  negara,  perumusan  dan  pengesahan  Pancasila  dan  UUD  1945  serta  pilihan  negara
             kesatuan  sebagai  wujud  tanggung  jawab  sebagai  pimpinan  umat  serta  semangat  cinta  tanah  air
             (hubbul wathan) sehingga umat Islam dan umat beragama lainnya dapat menjalankan ibadah dan
             menunaikan ajaran agamanya secara bebas, leluasa dan aman serta hidup harmoni, tenteram dan

             damai.
             Bahwa  umat  Islam  dewasa  ini  dihadapkan  pada  munculnya  kelompok  yang  mengedepankan

             tekstualis skripturalis dengan mendasarkan pemikiran, ideologi dan gerakannya pada pemahaman
             nash secara  literal,  sehingga  apa  yang  disebutkan  secara  eksplisit  dalam  nash menjadi  dasar



             mereka.  Kelompok  ini  juga  tidak  berusaha  membawa  pemahaman  nash kepada  konteksnya.
             Akibatnya  kelompok  ini  menjadi  eksklusif,  intoleran,  kaku/rigid,  mudah  mengkafirkan  orang  dan
             kelompok  lain,    mudah  menyatakan  permusuhan  dan  melakukan  konflik,  bahkan  kalau  perlu
             melakukan kekerasan terhadap sesama Muslim yang tidak sepaham.  Di sisi lain muncul kelompok

             yang  mengedepankan  kontekstualisasi  dalam  pemahaman  nash secara  berlebihan  dengan  dalih
             menyelaraskan  ajaran  Islam  dengan  keadaan  zaman.  Akibatnya  muncul  ajaran  yang  keluar  dari
             makna  teks  yang  sebenarnya,  cenderung  permisif  dan  liberal.  Kelompok  ini  bahkan  berani
             menggugat nash-nash qoth'i
                                                 dan menafsirkannya berdasarkan pendekatan akal semata.
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22