Page 28 - Wahabi Menuduh NU Menjawab Melestarikan Amaliyah NU
P. 28
berkata kepadanya ; “hei apa ini, sungguh membaca al-Qur’an
ةمادق نب دمم ل لاق انجرخ املف ةعدب برقلا دنع disamping qubur adalah bid’ah”. Maka tatkala kami telah keluar,
berkata Ibnu Qudamah kepada Ahmad : “wahai Abu Abdillah, apa
لاق ليعامسإ نب شبم ف لوقت ام للها دبع ابأ اي komentarmu tentang Mubasysyir bin Isma’il ? “, Ahmad berkata
نع نىثدح هنإ لاق معن لاق ائيش هنع تبتك لاق ةقث : tsiqah, Ibnu Qudamah berkata : engkau menulis sesuatu darinya
?”, Ahmad berkata : Iya. Ibnu Qudamah berkata : sesungguhnya
نفد اذإ صىوأ هنأ هيبأ نع جلاجللا نب نحرلا دبع ia telah menceritakan kepadaku dari Abdur Rahman bin al-Lajlaj
dari ayahnya, ia berpesan apabila dimakamkan agar dibacakan
تعمس لاقو اهتمتاخو ةرقلبا ةتحاف هبرق دنع اؤرقي نأ pembukaan al-Baqarah dan mengkhatamkannya disamping
ها .أرقيلف لجرلل دحأ لاقف لاق كلذب صىوي رمع نبا kuburnya, dan ia berkata : aku mendengar Ibnu ‘Umar berwasiat
dengan hal itu, Maka Ahmad berkata kepada laki-laki itu
al-Hafidh (Ibnu Hajar) berkata setelah mentakhrijnya dengan “lanjutkanlah bacaaanmu”.
sanadnya kepada al-Baihaqi, ia berkata ; telah menceritakan
kepada kami Abu Abdillah al-Hafidz, ia berkata telah Abdul Haq berkata : telah diriwayatkan bahwa Abdullah bin
menceritakan kepada kami Abul ‘Abbas bin Ya’qub, ia berkata, ‘Umar –radliyallahu ‘anhumaa- memerintahkan agar dibacakan
telah menceritakan kepada kami al-‘Abbas bin Muhammad, surah al-Baqarah disisi quburnya dan diantara yang meriwayatkan
ia berkata, aku bertanya kepada Yahya bin Mu’in tentang demikian adalah al-Mu’alla bin Abdurrahman
pembacaan al-Qur’an disamping qubur, maka ia berkata ; telah
menceritakan kepadaku Mubasysyir bin Isma’il al-Halabi dari Kesimpulan
‘Abdur Rahman bin al-Lajlaj dari ayahnya, ia berkata kepada
putranya, apabila aku telah wafat, letakkanlah aku didalam
kuburku, dan katakanlah oleh kalian “Bismillah wa ‘alaa enghadiahkan amal kepada orang yang telah meninggal
Sunnati Rasulillah”, kemudian gusurkan tanah diatasku dengan dunia maupun kepada orang yang masih hidup adalah
perlahan, selanjutnya bacalah oleh kalian disini kepalaku awal Mdengan media do’a, seperti tahlilan, yasinan, dan
surah al-Baqarah dan mengkhatamkannya, karena sesungguhnya amalan-amalan yang lainnya. Karena do’a pahalanya jelas
aku melihat Ibnu ‘Umar menganjurkan hal itu. Kemudian al- bermanfaat kepada orang yang sudah meninggal dan juga kepada
Hafidh (Ibnu Hajar) berkata setelah mentakhrijnya, hadits ini orang yang masih hidup. Seorang pengikut madzhab Hambali dan
mauquf yang hasan, Abu Bakar al-Khallal telah mentakhrijnya murid terbesar Ibnu Taimiyah, yaitu Ibnul Qoyyim al-Jauziyah
dan ia juga mentakhrijnya dari Abu Musa al-Haddad sedangkan menegaskan pendapatnya, seutama-utama amal yang pahalanya
ia orang yang sangat jujur. dihadiahkan kepada orang yang meninggal adalah sedekah.
Ia berkata : kami shalat jenazah bersama bersama Ahmad, maka Adapun membaca al-Qur’an, tahlil, tahmid, takbir, dan shalawat
tatkala telah selesai pemakamannya duduklah seorang laki-laki dengan tujuan dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal
buta yang membaca al-Qur’an disamping qubur, maka Ahmad dunia secara sukarela, ikhlas tanpa imbalan upah, maka hal yang
Wahabi Menuduh 38 Santri Menjawab Wahabi Menuduh 39 Santri Menjawab