Page 28 - Kelompok1-wingko babad
P. 28

Kemudian setelah pindah ke Semarang, mereka berjualan di stasiun
                  Tawang, namun belum memiliki merek Cap Kereta Api. Mulailah
                  memperkenalkan resep dari keluarganya di Semarang. Dahulu di area
                  Stasiun Tawang juga dijadikan sebagai satu-satunya pasar oleh-oleh di
                  Semarang.


                          “Sekarang sudah generasi keempat. Yang mengelola cicit dari D
                  Mulyono. Adapun generasi ketiga bernama Henny Majasari Sinata (50).
                  Henny merupakan cucu D Mulyono,” katanya baru-baru ini ketika
                  ditemui di Tokonya, Jalan Cendrawasih, Kelurahan Purwodinatan,
                  Semarang. Beliau melanjutkan, ketika dirasa penggemar jajanannya ini
                  bertambah, keluarga D Mulyono pun mulai berpikir memberi merek.
                  Karena berjualan di Stasiun Tawang, ide awal beserta logo didapat dari
                  gambar sampul buku saran, yang disediakan di gerbong kereta makan.
                  Dahulu gerbong tersebut dinamakan gerbong restorasi.


                         “Setelah tenar dan disukai banyak orang, ada keinginan
                  mencantumkan alamat pada bungkus jajanan. Alamat itu dahulu bernama
                  Oosterwal Straat 14, kemudian berubah menjadi Jalan Purwodinatan
                  Timur, hingga terakhir saat ini berubah menjadi Jalan Cendrawasih,
                  Kawasan Kota Lama Semarang,” jelas dia.


                         Semakin bertambahnya pembeli, membuat beberapa teman dan
                  juga pembuat aneka makanan tradisional lain berminat untuk menitipkan
                  produknya.    Kemudian semakin berkembanglah        Wingko Babad Cap
                  Kereta Api menjadi toko oleh-oleh yang melegenda di Semarang. Berbeda
                  dengan wingko yang umumnya ada di Kota Babad, Jawa Timur, Wingko
                  di Semarang berukuran lebih kecil. Hal itu dirasa agar lebih praktis dalam
                  sekali santap.

                         Antara Babad dan Semarang Sejarah Wingko Babad Cap Kereta
                  Api juga ditulis dalam artikelnya berjudul “Meluruskan Klaim Wingko
                  Babad” oleh Zudi Setiawan. Ia menulis, sejak dulu hingga sekarang, kue
                  wingko biasa dijual di wilayah Babad sehingga dikenal menjadi "Wingko
                  Babad". Makanan ini juga menjadi khas dari wilayah Babad di Kabupaten
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33