Page 10 - projek stasiun tawang-2.docx_Neat
P. 10
Sesuai dengan filosofi perusahaan NIS, Direksi memberikan
arahan kepada perancang Stasiun Tawang, Sloth Blauwboer agar stasiun
baru yang akan dibangun tidak perlu menggunakan monumen tapi tidak
juga terlihat buruk. Tapi yang mencengangkan ternyata penilaian
masyarakat saat itu tentang Stasiun Tawang sangat baik.
Harian Bataviaasch Niewsblad terbitan 2 Juni 1914 bahkan
melaporkan bahwa Stasiun Tawang adalah stasiun terindah di Hindia
Belanda.
Gaya arsitektur bangunan stasiun tawang ini dirancang oleh Bert
Sloth-Blauwboer yang bercorak Romantisme, mengikuti gaya banguan
Eropa pada era abad 19-20.
Bert Sloth Blaauboer adalah putra Louis Cornelis Lambertus
Willem Sloth Blaauboer, seorang insinyur teknik sipil Delft, dan Henriette
Beijerman. Keduanya menikah pada tahun 1909, ayahnya bekerja sebagai
wakil insinyur di Depertemen Jalan dan Pekerjaan di Hindia Belanda. Bert
lahir di sana pada tahun 1915 di Surabaya, tetapi pada tahun berikutnya
warganya sudah kembali ke Delft.
Pada tahun 1920, ayah Louis menjadi mitra di Ingenieursbureau
v/h J. Van Hasselt dan De koning, kemudian Haskoning. Setelah
menyelesaikan studinya pada tahun 1940, Rijkswaterstaat
memperkerjakan Bert Sloth Blaauboer untuk membangun jembatan. Di
Delft dia tinggal di Oude, Delft dari tahun 1934 dan setelah studinya dia
pindah ke Nijmegen.
Bangunan utamanya berbentuk sebagai “vocal-point” yang
sebenarnya tidak berfungsi sebagai apapun melainkan untuk vestibule
atau hall yang berlangit-langit tinggi di ruang penerima.

