Page 16 - E-Handout Jamur
P. 16
Diameter Zona Hambat Fraksi Etil Asetat Batang Kirinyuh
Grafik Rata - Rata Diameter Zona Hambat
Fraksi Etil Asetat
14 12,83 11,17 12,33
Diameter Zona Hambat (mm) 10 4,67 7,67 8,5 9,33
12
8
6
4
2
0
0
K- K+ 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Perlakuan
Gambar 7. Grafik Rata – Rata Diameter Zona Hambat Fraksi Metanol
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 7 menunjukan bahwa fraksi etil asetat batang kirinyuh (Eupatorium
odoratum) menunjukkan adanya aktivitas antijamur terhadap jamur Fusarium oxysporum
f.sp. cepae ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening di sekitar kertas cakram.
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diberikan
maka semakin tinggi pula diameter zona hambat yang dihasilkan. Jika dilihat dalam respon
hambat pertumbuhan jamur, diameter zona hambat pada konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%
adalah lemah, respon hambatan pada konsentrasi 80% dan 100% adalah sedang. Menurut
Putri et al., (2019), semakin kecil konsentrasi maka jumlah zat aktif yang terlarut di dalam
fraksi tersebut semakin sedikit, sehingga kemampuan dalam menghambat pertumbuhan
jamur semakin rendah. Sebaliknya, semakin tinggi konsentrasi semakin banyak kadar zat
aktif yang berfungsi sebagai antijamur, sehingga kemampuan dalam menghambat
pertumbuhan jamur semakin besar.
Fraksi etil asetat memiliki kemampuan antijamur paling aktif dengan membentuk zona
bening yang lebih besar dibandingkan dengan fraksi metanol. Penelitian yang dilakukan
oleh Rahmi et al., (2021) menunjukkan bahwa pelarut etil asetat yang bersifat semipolar
dapat mengekstraksi senyawa flavonoid lebih baik dibandingkan pelarut metanol yang
sifatnya polar. Selain sifat pelarut yang digunakan, menurut Ariyanti et al., (2012) faktor –
faktor yang mempengaruhi perbedaan diameter zona hambat antara lain sifat media agar,
kecepatan difusi, kecepatan tumbuh jamur, jumlah mikroorganisme yang diinokulasi,
konsentrasi bahan kimia dan kondisi saat inkubasi.
E-HANDOUT JAMUR 12