Page 42 - REV 3_E-MODUL KOLOID PJBL DALAM KPS DAN PEMAHAMAN KONSEP_Neat
P. 42
Apabila partikel-partikel koloid ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka
partikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan terakumulasi pada permukaan
koloid tersebut. Fenomena ini disebut adsorpsi. Beda halnya dengan absorpsi.
Absorpsi adalah fenomena menyerap semua partikel ke dalam koloid bukan di atas
permukaannya, melainkan di dalam koloid tersebut. Partikel koloid memiliki
kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, baik
partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai ukuran
yang lebih besar dari partikel yang diserapnya (ion-ion).
Proses adsorpsi ini merupakan peristiwa dimana partikel koloid menyerap
partikel bermuatan dari fase pendispersinya sehingga partikel koloid menjadi –
bermuatan. Jenis muatannya tergantung pada jenis partikel bermuatan yang
diserap apakah anion atau kation. Contoh, Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi
ion positif sehingga bermuatan positif. Contoh, Sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif
sehingga bermuatan negatif.
e) Muatan Koloid
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid
memiliki muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak
antar partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga
memberikan kestabilan pada sistem koloid. Sistem koloid secara keseluruhan
bersifat netral.
Partikel koloid yang telah mengadsorpsi ion akan bermuatan listrik sesuai
dengan muatan ion yang diserapnya. Muatan koloid dapat diketahui dengan
mencelupkan batang elektroda. Yang bermuatan positif akan tertarik
(berkumpul) ke elektroda negatif, sedangkan yang bermuatan negatif tertarik ke
elektroda positif.
35 | S i s t e m K o l o i d