Page 69 - E-Modul Literasi Digital
P. 69
K l a s i f i k a s i M a h l u k H i d u p
Tata Nama Ilmiah
Setiap jenis mahluk hidup diberi Menurut Carolus Linnaeus tahun
nama ilmiah. Pemberian nama 1735 pemberian nama ilmah untuk
diberikan oleh orang yang pertama setiap spesies menggunakan
kali memberikan deskripsi, lalu sistem nama ganda, yang disebut
dilatinkan. Nama spesies yang binomial nomenklatur. Pemberian
diberikan oleh ahli pada mulanya nama spesies menggunakan dua
merupakan deskripsi lengkap kata yang mendeskripsikan
suatu organisme, misalnya organisme tersebut. Sistem tata
physalis amno ramosissime ramis nama binomial nomenkultur
angulosis glabris follis dentoserrati mengikuti beberapa kaidah, yaitu
yang artinya tanaman yang sebagai berikut: bahasa latin
Menggunakan
1.
memiliki batang yang bersudut dan atau bahasa lain yang
daun berbulu dengan tepian dilatinkan
bergerigi. Namun, dalam 2. Terdiri dari dua akata, kata
perkembanganya nama yang pertama genus dan kata kedua
panjang dianggap kurang praktis spesies
dan sulit diingat sehingga diubah 3. Huruf pertama ditulis dengan
menjadi nama genus dan spesies huruf besar, huruf selanjutnya
yang ringkas dan jelass, contohnya ditulis dengan huruf kecil
Physalis angulata (ciplukan). 4. Nama atau singkatan
Pemberian nama ilmiah bertujuan deskriptor ditulis dibagian
agar spesies mudah dikenali dan belakang spesies. Ditulis
menghindari kesalahpahaman. dengan huruf tegak tanpa garis
Nama ilmiah berlaku secara 5. bawah.
Contohnya ialah Glycine max
universal, tidak seperti nama lokal Merr atau Glycine max Merr
yang memiliki nama berbeda-beda. (kedelai). Merr adalah nama
Jawa Tengah (bahasa jawa) deskriptor (E.D. Merri).
pisang disebut gedang, Jawa Barat 6. Vicia faba L. atau Vicia faba
(bahasa sunda) pisang disebut (buncis). L merupakan
cau, sedangkan dalam bahasa singkatan dari Linnaeus.
inggris pisang disebut banana.
E - M o d u
E - M o d u l l
8
6
Literasi Digital 21
Literasi Digital