Page 68 - HUT DISPSIAD
P. 68

PERSIT

          Saya harus berdinas, mengurus anak,
          serta mengayomi anggota Persit agar
          aman  dan  tidak  bermasalah  selama
          ditinggal  tugas  suami.  Pada  saat  itu,
          beberapa  perubahan  diberlakukan.
          Aturan  diperketat  oleh  Batalyon,
          seperti:  tidak  boleh  terima  tamu
          laki-laki, tidak diperbolehkan pulang
          ke rumah orang tua saat suami tugas
          perbatasan,  sampai  mengupayakan
          menarik  semua  Persit  untuk  tinggal
          di  asrama.  Jumlah  Persit  117  orang.
          Setengah  dari  kekuatan  Persit  pada
          saat  itu  berada  di  luar  dan  tidak
          tinggal di asrama. Dengan demikian,
          segala  usaha  dan  koordinasi  akhir-
          nya hanya tersisa 17 orang yang tidak
          bisa tinggal di dalam Batalyon karena
          bekerja di luar kota Semarang. Untuk
          mengisi  waktu  luang,  saat  ditinggal
          suami  Pamtas,  saya  adakan  lomba
          antar  pleton,  kegiatan  keagamaan,     Dalam kebahagiaan kami, tantangan kembali datang untuk saya.
          dan sharing bersama tiap-tiap pleton.    Dalam keadaan hamil, saya harus ditinggal suami berangkat tugas
          Dengan  kerjasama  yang  baik  oleh      Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) di Puncak Jaya selama
          semua  pihak,  Persit  dalam  keadaan    10 bulan sebagai Pakotis. Hal itu tidak menjadikan diri saya manja
          aman  dan  moril  tinggi.  Pengalaman    karena  sedang  hamil.  Saya  tetap  berusaha  menjalani  tugas
          dan  tempaan  selama  mendampingi        tanggung jawab saya dengan ikhlas. Dalam menjalankan kegiatan
          suami  dinas  di  Batalyon  menjadikan   Persit, saya bersinergi dengan ibu Ketua Cabang di Batalyon, yang
          saya  pribadi  yang  lebih  tangguh  dan   membantu segala tugas yang harus diselesaikan.
          bertanggung  jawab,  serta  lebih
          memaknai  peran  sebagai  Persit
          dalam mendampingi suami.

          .
          Sepulangnya  dinas  Pamtas,  suami
          mendapatkan  kesempatan  untuk
          sekolah  Diklapa  2.  Setelah  lulus
          Diklapa  2,  suami  mendapatkan  Skep
          jabatan ke Kodam XVII/Cenderawasih.
          Sebagai  seorang  pendamping,  saya
          selalu  mendukung  dimanapun  suami
          bertugas.  Dengan  demikian,  hatinya
          mantap dalam menjalankan dinasnya.
          Bagi  saya,  kebahagiaan  saya  adalah
          ketika  saya  bisa  selalu  bersama-
          sama dengan suami dan anak-anak.
          Melalui  proses  yang tidak lama, Skep
          saya  turun  di  Ajenrem  Biak.Enam      Banyaknya dinamika yang harus kami lalui, tidak menjadi alasan
          bulan  suami  berdinas  sebagai  Pasilat   saya untuk melepaskan naluri keibuan saya untuk mendidik dan
          di  Korem  Biak,  suami  mendapatkan     merawat anak kami. Bersyukur di Batalyon ada sekolah Paud, TK,
          Skep  pindah  ke  Yonif  RK  753/AVT     dan  SD.  Dengan  demikian,  Arjuna  dapat  disekolahkan  di
          Nabire  sebagai  Wakil  Komandan         TK Kartika yang berada di dalam Batalyon. Arjuna belajar mandiri
          Batalyon.  Pertama  menapakkan  kaki     untuk dapat berangkat dan pulang sendiri, karena lokasi sekolah
          di  Nabire,  kami  langsung  mendapat-   tidak jauh dari rumah dinas kami. Tiba saatnya saya melahirkan
          kan anugerah, hamil anak kedua.          anak kedua.




         Hal: 63 | PERSIT
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73