Page 67 - HUT DISPSIAD
P. 67
PERSIT
A wal saya mendaftar SEPA PK TNI tahun 2005 di
Ajendam IV/Diponegoro merupakan permulaan
saya menjadi seorang wanita tangguh. Meskipun
belum sepenuhnya memahami tentang Sepa PK, saya baru
saja lulus di Fakultas Psikologi Universitas. Soegijapranata,
Semarang tahun 2005, memutuskan untuk mendaftarkan
diri. Proses seleksi satu persatu saya jalani. Mengikuti
seleksi tidaklah mudah. Saingan saya merupakan peserta
dari seluruh Indonesia. Puji Tuhan, saya salah satu orang
yang beruntung untuk masuk pendidikan.
Setelah dinyatakan lulus, Wanita TNI seluruh matra diantar
ke Pusat Pendidikan Kowad (Pusdikkowad) Lembang. Jauh
dari bayangan diri saya yang mengira bahwa masuk
Pusdikkowad itu sama seperti saya saat kuliah. Nyatanya Pertama lahir menjadi Persit, saat suami
di situlah awal proses yang baru untuk hidup saya. Awal saya menjabat Komandan Kompi. Berbekal
ditempa menjadi Wanita TNI. Tiga bulan pertama, dalam pengalaman Dinas Penyiapan Pemberangkat-
batin saya berkecamuk. Apakah sudah tepat keputusan saya an Tugas Operasi Batalyon saat di Dispsiad,
menjadi tentara? Namun, setiap saya mengeluh, pada saat dimana saya ditugaskan untuk penyuluhan
itu pula saya teringat kedua orang tua saya yang nantinya kepada Persit, membantu saya dalam
akan mengganti rugi dalam jumlah yang besar. Dalam benak memahami Persit. Menghayati tanggung
saya, banyak juga teman-teman yang senasib dengan saya. jawab yang besar saat menjadi Ketua
Semangat baru muncul dalam diri saya, bahwa saya harus Ranting, saya pun mulai mempelajari Bujuk
lulus dan bisa membuat bahagia kedua orang tua saya. dan Mupus serta AD/ART dalam Persit.
Tekad saya, meskipun usia saya tergolong
Pada bulan Juli 2006, saya lulus alumni SEPA PK XIII tahun muda dibandingkan dengan anggota Persit
2006 dengan pangkat Letnan Dua (Letda) Korp Ajudan lainnya, saya harus menguasai bidang kerja
Jenderal (Ajen). Setelah lulus Sepa PK dan Sekolah saya. Dengan demikian, anggota lebih mudah
Kecabangan Ajen, saya mendapatkan penempatan pertama diarahkan. Saya mulai belanja masalah
di Dinas Psikologi Angkatan Darat (Dispsiad) di Bandung. terkait permasalah dan berupaya mewadahi,
Awal masuk di Dispsiad tahun 2007, merupakan pijakan serta menyelesaikan permasalahan Persit
pertama saya dalam berkarya dan mengembangkan satu-persatu untuk membantu dan men-
kompetensi diri di bidang psikologi kemiliteran. Seperti dukung tugas jabatan suami.
personel Dispsiad yang lainnya, saya mendapatkan
sejumlah pembekalan agar dapat berkiprah di bidang Tidak lama setelah menikah, kami diberi
Psikologi di TNI AD. Banyak ilmu yang saya dapatkan di anugerah kehamilan anak pertama yang
Dispsiad. Saya merasa multi talent mulai muncul dalam lahir di bulan November 2012. Kami beri
diri saya.
nama buah hati kami, Arjuna. Nama
Saat mendapatkan kesempatan Dinas di kota kelahiran saya, pemberian dari anggota suami karena
Semarang, bertemulah saya dengan seorang pria, yang ber- Kompi kami saat itu di Kompi Senapan A
dinas di satuan Yonif Raider 400/BR yang bernama Manashe dengan julukan Arjuna. Peran saya
Lomo, Alumni Akademi Militer tahun 2005. Hanya tiga kali bertambah lagi yaitu menjadi seorang ibu.
kami bertemu, kemudian kami memutuskan untuk pengajuan
nikah. Kami resmikan pernikahan pada tanggal 19 Januari Awal tahun 2017, Skep suami turun dan
2012. Saat itu, saya dengan persetujuan suami langsung mendapat jabatan di Korem 173/PVB Biak
mengajukan surat pindah satuan mengikuti suami di Kodam Numfor, pulau kecil sejuta pesona. Dengan
IV/Diponegoro. Namun perjalanan surat pindah tidak tekat bulat saya mengajukan pindah satuan
berjalan mulus, sehingga terjeda sampai 2 tahun kami tinggal dari Kodam IV/Diponegoro ke Kodam XVII/
berjauhan dengan suami. Cenderawasih.
Meninggalkan rumah saya (Dispsiad) awalnya sangat sulit Seiring perubahan dan pembenahan Persit
buat saya. Namun bagi saya hidup itu adalah pilihan. yang saya lakukan, pengalaman berkesan
Komitmen saya setelah menikah, bahwa saya akan selalu muncul saat ditinggal tugas suami ke
mendampingi suami saya di manapun berdinas dan perbatasan Papua. Disitulah peran dan tugas
mendahulukan karier suami dibandingkan karier pribadi, tanggung jawab saya diuji, sebagai Kowad,
serta dapat merawat anak-anak kami. . Persit, sekaligus Ibu.
PERSIT | Hal: 62