Page 98 - HUT DISPSIAD
P. 98
Kemudian muncul suatu pertanyaan, Atas dasar Hal ini yang membuat sifat cinta yang tumbuh
apa seseorang mencintai? Bagaimana prosesnya? dalam situasi ini cenderung defensif dan egoistik
Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu sehingga cenderung membentuk neurotisme dalam
diketahui hal-hal yang menjadi sumber dari cinta. mencintai diri atau yang disebut narsisisme. Tidak
Cinta muncul ketika suatu relasi memiliki makna mengherankan keadaan tersebut menghasilkan
emosional positif secara pribadi. Ia lahir karena perilaku sosial yang cenderung maladaptif, seperti
adanya pengakuan, penghargaan, dan penerimaan arogansi, pamer superioritas, bahkan bentuk-
sosial serta kesenangan yang bersifat pribadi. bentuk permusuhan dan kekerasan sosial.
Setidaknya terdapat tiga hal yang dapat mencipta-
kan situasi tersebut. Pertama, perbuatan yang me-
miliki nilai kebajikan. Kepuasan dan kebahagiaan
akibat penghargaan yang diberikan masyarakat
terhadap tindakan sopan santun, beretika, dan
bermoral yang dilakukan dapat memberikan kesan
emosional yang mendalam. Kedua, prestasi atau
merit. Penghargaan karena berkontribusi terhadap
pengembangan masyarakat dan menunjukan suatu
perilaku produktif yang membanggakan membuat
seseorang merasa dirinya memiliki suatu nilai di
kehidupan. Ketiga, keuntungan atau kesenangan
pribadi. Ego seseorang akan dapat bertahan
sepanjang kebutuhan siologis dan instingtual
dasar untuk terbebas dari penderitaan dan mem-
peroleh kenikmatan dapat difasilitasi.
Kondisi yang sebaliknya terjadi ketika seseorang
tidak menerima ketiga sumber cinta tersebut secara
seimbang, tetapi hanya didominasi oleh satu atau
dua sumber saja. Aspek-aspek makna cinta yang
dimiliki seseorang tidak pernah benar-benar
terpenuhi sehingga yang timbul adalah rasa ketidak-
pastian, ketakutan, dan keinginan yang kuat untuk
mempertahankan diri.
Hal: 93| SERBA SERBI