Page 15 - E-Modul Larutan Asam dan Basa Berbasis Kontekstual
P. 15
B. Teori Asam dan Basa Menurut Bronsted-Lowry
Johannes Nicolaus Bronsted kimiawan dari Denmark dan
Thomas Martin Lowry, kimiawan dari Inggris (1923), menyatakan
bahwa reaksi asam dan basa melibatkan transfer proton (H ).
+
Menurut Bronsted-Lowry “asam” adalah senyawa yang dapat
memberikan proton (ion hidrogen, H ) kepada zat lain (donor
+
proton), sedangkan “basa” adalah senyawa yang dapat
menerima proton (H ) dari zat lain (akseptor proton).
+
Gambar 2. Teori asam dan basa
Arrhenius tidak dapat menjelaskan Perhatikan contoh berikut:
mengapa amonia (NH3) bersifat basa NH3(g) + HCl(g) → NH4Cl(s)
Hasil reaksi diatas akan sama dengan reaksi antara larutan
amonium hidroksida (NH4OH) dengan larutan HCl. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
NH4OH(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq) + H2O(aq)
Reaksi antara NH3 dan HCl terlihat bahwa HCl bersifat asam
karena memberikan proton pada NH3, sedangkan NH3 adalah
basanya karena menerima proton. Jadi menurut Bronsted-Lowry,
suatu reaksi yang di dalamnya terjadi perpindahan proton dari
partikel satu ke partikel lainnya disebut reaksi asam dan basa,
-
+
meskipun tidak mengikutsertakan ion H atau ion OH dan akan
Gambar 3. Gas HCl dan gas amonia
yang terbuka akan menghasilkan tetap bereaksi tanpa ada suatu pelarut.
amonium klorida berupa gumpalan Bronsted-Lowry juga menyatakan bahwa apabila suatu asam
asap putih memberikan proton (H ), maka sisa asam tersebut mempunyai
+
kemampuan untuk bertindak sebagai basa dan dinyatakan
CHEMIST INFO
“basa konjugasi”. Begitu pula apabila suatu basa menerima
Ion H sama dengan +
+
sebuah proton proton (H ), maka zat yang terbentuk mempunyai kemampuan
sebagai asam dan disebut “asam konjugasi”. Asam dan basa
akan saling membentuk pasangan dengan kation atau anion
yang dihasilkannya. Hal tersebut nantinya dapat dikatakan
sebagai pasangan asam dan basa konjugasi.