Page 5 - DEDJEN_buku ajar_uji bahan 1 (Autosaved)
P. 5
BAB 1
PENGUJIAN SEMEN PORTLAND
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) dan America Society for Testing and
Materials (ASTM), semen portland dibagi menjadi 5 jenis. Dari kelima jenis semen
tersebut, tidak semuanya beredar di pasaran, hanya jenis I saja yang paling banyak
beredar dan dipakai untuk konstruksi beton, karena jenis I, merupakan semen dengan
pemakaian secara umum, tanpa persyaratan. Semen sebagai bahan perekat, memiliki
karakteristik yang khas dibandingkan dengan bahan perekat yang lain, sehingga dalam
pemakaiannya diperlukan pengetahuan tentang sifat fisik dan mekanis dari semen
tersebut, agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Semen jika dicampur dengan air,
akan menjadi plastis, dan jika dibiarkan dalam beberapa menit atau jam, mulai mengikat
dan lama kelamaan akan mengeras. Terbentuknya bahan yang keras dan tidak larut
dalam air, merupakan sifat yang penting dari semen, sehingga semen banyak dipakai
untuk bahan perekat pada beton, baik untuk beton terlindung maupun tidak terlindung.
Untuk mengeras, butiran semen membutuhkan persentase air tertentu. Banyaknya air
sangat dipengaruhi oleh susunan senyawa dalam semen serta kehalusan semennya. Jika
beton terlalu banyak air, maka dalam pasta akan terjadi bleeding, keluarnya air dari
campuran pasta semen, membentuk pori-pori kapiler yang menyebabkan kekuatan pada
pasta semen menjadi rendah. Sebaliknya jika air nya terlalu sedikit, maka tidak semua
senyawa dalam semen akan terhidrasi, sehingga kekuatan pada pasta semen juga akan
menjadi rendah, minimum banyaknya air untuk mencapai proses hidrasi sempurna
menurut teori adalah 30% dari berat semen.
Semen sebagai bahan perekat untuk beton, sangat menentukan terhadap kualitas
betonnya, karena beban yang bekerja pada beton juga diderita oleh pasta semennya.
Pengujian dilakukan pada semen apabila kualitas semennya mecurigakan, seperti
penyimpanan di gudang yang terlalu lama, penyimpanan di tempat lembab sehingga
sebagian semennya sudah mulai mengeras atau faktor lain yang menyebabkan terjadinya
penurunan mutu semennya.
Semen yang baru keluar dari pabrik atau kondisinya masih bagus tidak perlu dilakukan
uji, karena semen sebelum diedarkan sudah melalui kontrol kualitas di pabrik
pembuatnya, sehingga dijamin mutunya, tetapi apabila penanganan di lapangan kurang
sempurna, maka akan terjadi penurunan mutu. Untuk bahan bangunan yang berkualitas
1