Page 24 - ISLAM DAN AGRARIA TElaah Normatif dan Historis Perjuangan Islam Dalam merombak Ketidakadilan Agraria
P. 24
tinggi, sehingga ketika Al-Quran turun, masyarakat Arab menyadari
ketinggian bahasa Al-Quran. Selain itu, kota Makkah merupakan pusat
ziarah dan pusat perdagangan. Tidak hanya itu, jauh sebelum Nabi
Muhammad saw lahir, bangsa Arab sudah mempunyai penataan dalam
kehidupan bermasyarakat. Di antaranya, pengelolaan air zam-zam untuk
para peziarah yang pernah dipimpin oleh kakek Rasulullah saw yaitu
Syaibah atau yang lebih dikenal dengan nama Abdul Muthalib.
Istilah jahiliyah sepertinya lebih tepat dialamatkan pada kehidupan
relijius bangsa Arab setelah disebarkannya penyembahan berhala oleh
7
Amar bin Luhai. Semenjak itu, mereka menyembah berhala yang
terbuat dari batu dan diberi nama sebagaimana nama-nama nenek
moyang mereka yang sholeh di masa lalu. Mereka percaya bahwa dengan
kesholehan figur dari nama berhala-berhala tersebut, dapat menjadi
perantara antara mereka dan Tuhan, agar doa mereka terkabul. Oleh
karena itu, mereka memberikan persembahan kepada berhala-berhala
tersebut baik berupa makanan, minuman, bahkan sampai mengorbankan
nyawa. Tidak hanya itu, bahkan seluruh kehidupan mereka dikendalikan
oleh takhayul.
Jahiliyah sepertinya juga dapat dialamatkan pada kehidupan sosial
mereka yang tidak manusiawi. Di antaranya, mereka tidak segan-segan
mengubur hidup-hidup anak perempuannya, karena dianggap sebagai
beban hidup. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran, “dan apabila
bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apa dia
dibunuh” (QS.At-Takwir, ayat 8-9). Mereka juga suka merampok kabilah-
kabilah dagang. Peristiwa itu dikenal dengan istilah ghazw yang berarti
serangan kilat. Hal tersebut menimbulkan rasa tidak aman dan takut,
sehingga suku-suku yang lemah rela membeli perlindungan kepada suku-
7. Diolah dari data sekunder berupa rekaman kuliah oleh Salim A Fillah dengan tema
Kota Makkah dan Bangsa Quraisy.
Perjuangan Agraria dalam Sejarah Islam 7