Page 25 - ISLAM DAN AGRARIA TElaah Normatif dan Historis Perjuangan Islam Dalam merombak Ketidakadilan Agraria
P. 25
suku yang kuat, dengan memberikan sejumlah barang sebagai bayarannya.
Praktik membeli perlindungan itu dikenal dengan istilah khuwah.
Kondisi ekonomi antara orang kaya atau kaum bangsawan sangat
timpang dibanding orang miskin. Para bangsawan hidup bermewah-
8
mewahan dan enggan berbagi kepada orang miskin. Budak-budak
dipaksa bekerja tanpa diberi upah. Mereka tidak lagi memiliki harkat dan
martabat kemanusiaan. Di samping itu, praktik riba merajalela. Banyak
orang-orang yang terjebak hutang karena riba itu. Praktik tengkulak juga
terjadi. Kondisi itu semakin memperdalam jurang perbedaan antara yang
miskin dan kaya.
Dari segi fisik, Jazirah Arab merupakan daerah yang kering, karena
Jazirah Arab merupakan daerah gurun pasir yang luas dengan lebar 650
9
mil dan panjang 1300 mil. Rata-rata suhu per tahun di dataran rendah
10
Hijaz mendekati 90°F (32,2°C). Dengan kondisi seperti itu, tentu saja
air merupakan barang yang langka, sehingga tanah yang subur pun juga
langka. Adapun daerah yang subur (oasis) kebanyakan telah dihuni dan
ditanami oleh orang-orang Yahudi. 11
Di tengah kondisi fisik yang demikian, masyarakat Arab mempunyai
kebiasaan yang suka berperang. Peperangan antar suku di Arab dikenal
dengan Ayyam al-Arab (hari-hari orang Arab). Ayyam al-Arab adalah
permusuhan antar suku yang secara umum muncul akibat persengketaan
seputar hewan ternak, padang rumput atau mata air. Suku atau kabilah
yang menang akan mendapatkan harta yang banyak dibandingkan
suku atau kabilah yang kalah. Akhirnya ketimpangan pun terjadi
terutama dalam penguasaan tanah dan sumber mata air. Pihak yang
paling diuntungkan dari peristiwa tersebut tentunya adalah orang-
8. Hal itu digambarkan dalam Al-Quran surat Al-Balad.
9. Harun Nasution, Sejarah Ringkas Islam (Jakarta: Penerbit Djambatan, 1982) hlm. 6.
10. Philip K. Hitti, History of The Arabs, diterjemahkan oleh R. Cecep Lukman Yasin dan
Dedi Slamet Riyadi (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2014), hlm. 21.
11. Ibid.
8 Islam dan Agraria