Page 81 - ISLAM DAN AGRARIA TElaah Normatif dan Historis Perjuangan Islam Dalam merombak Ketidakadilan Agraria
P. 81
dan keikhlasan dari pemilik tanah. Tidak demikian halnya dengan
Indonesia. Landereform di Indonesia tidak berjalan lancar. Salah satu
sebabnya, masih ada orang-orang yang belum menyadari penting dan
perlunya landreform bagi penyelesaian revolusi. Seperti, keengganan
86
tuan tanah untuk menjadikan tanahnya sebagai objek landreform. Hal itu
ditunjukkan dengan perlakuan tuan tanah yang berpura-pura menjadikan
tanah miliknya sebagai tanah wakaf, agar tanahnya tersebut tidak terkena
objek landreform.
Praktik wakaf yang seperti itu sangat dikecam oleh para ulama.
Beberapa pendapat ulama mengenai hal itu disampaikan di muka sidang
I Dewan Pertimbangan Agung rapat hari ke-2 tanggal 19 Januari 1965,
sebagaimana berikut:
i. K.H Idham Chalid
Mengenai gontok-gontokan, supaya pemerintah mengadakan
penyelidikan dan mengambil tindakan. Negara dan revolusi lebih
penting daripada membela dua tiga orang penghalang program
revolusi. Mengenai tanah wakaf, jika merupakan tanah hibah palsu
akan dikutuk. Supaya diselidiki dengan jujur suatu tanah wakaf.
Tanah wakaf bukan milik seseorang, tapi milik Tuhan. 87
ii. Prof. K.H Farid Ma’ruf
Menurut penyelidikan, pelaksanaan landreform sangat seret sekali.
Gerakan kaum tani belum kuat melaksanakan UUPA dan UUPBH.
Tuan tanah memperoleh bantuan dari pejabat yang kurang baik.
Lemahnya organisasi dan lenggam kerja aparatur landreform. Kurang
pengertiannya masyarakat Indonesia mengenai wakaf. Kebudayaan
86. Noer Fauzi, Petani dan Penguasa, Dinamika Perjalanan Politik Agraria Indonesia,
(Yogyakarta: INSIST, KPA bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 144.
87. M. Nazir Salim, dkk, Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan
Sejarah kelembagaan Agraria, 1948-1965, (Yogyakarta: STPN Press, 2014), hlm.
134.
64 Islam dan Agraria