Page 11 - skdr
P. 11
Difteri
Definisi Operasional
Suspek difteri : Gejala Faringitis tonsilitis, laryngitis, trakeitis atau kombinasinya disertai demam atau tanpa demam dan adanya
pseudomembran putih keabu abuan yang sulit lepas dan mudah berdarah apabila dilepas dan telah dilakukan skrining oleh Komite Ahli
Gejala : Demam, nyeri menelan, nampak pseudomembran, stridor, bullneck
Laporkan 1 x 24 jam
Petugas Poli Petugas Surveilans
Respon Tata Laksana Kasus: Sistem Pelaporan Kasus:
1. Lakukan PE, gunakan form DIF-1.
1. Pastikan kasus dirawat diruang isolasi 2. List profilaksis kontak erat, gunakan
2. Lakukan pengambilan spesimen form DIF-2
3. Pemberian ADS (anti difteri serum) sesuai dengan standar. 3. List kasus difteri, form DIF-3
4. Perawatan suportif termasuk trakheastomi, observasi jantung dan lain-lain. 4. Monev KLB, form DIF-7b
5. Monitoring kontak erat, form DIF-7c
5. Apabila klinis kasus setelah terapi baik maka dapat pulang tanpa menunggu
6. Laporkan ke Dinkes/ SKDR-EBS
hasil kultur laboratorium (24 jam)
6. Setelah pulang kasus tetap meneruskan antibiotic sampai 14 hari dan 7. Laporkan ke SKDR IBS (mingguan)
membatasi kontak erat dengan orang lain hingga pengobatan antibiotik
Isi Laporan:
diselesaikan a. Kronologi kasus (sakit)
8. Tanyakan kembali apakah ada kontak erat dengan gejala serupa b. Cara penyebaran serta faktor-faktor
9. Apabila diagnosis akhir bukan difteri tetap berikan imunisasi sesuai status yang mempengaruhinya
imunisasi kasus. c. Keadaan umum penderita
d. Hasil PE yang telah dilakukan
e. Monitoring profilaksis kontak erat
Bila menemukan jumlah suspect kasus
melebihi ambang batas, lihat buku
pedoman dan LAKUKAN RESPON KLB
Ambang batas KLB Difteri:
Bila ditemukan kasus ≥ 1
11