Page 10 - MAJALAH LILY 12 MIPA
P. 10

Lokasi, Sejarah, Bangunan


         Puja Mandala, sebagai ikon religi di Bali, merupakan bukti nyata  Sejarah  berdirinya  Puja  Mandala  berawal  dari  kesulitan  warga
        dari semangat toleransi dan kerukunan antar umat beragama di  muslim  yang  umumnya  datang  dari  Jawa  dan  bermukim  di
        Pulau  Dewata.  Terletak  di  Desa  Kampial,  Kelurahan  Benoa,  sekitar Benoa dan Nusa Dua untuk memiliki masjid sendiri. Saat
        Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Puja Mandala  itu, mereka merasa kesulitan menjangkau masjid karena masjid
        bukan sekadar pusat peribadatan biasa.                   terdekat berada di Kuta, yang berjarak sekitar 20 km dari tempat
                                                                 tinggal  mereka.  Keluhan  mereka  ini  kemudian  ditanggapi  oleh
        Melainkan,  kompleks  ini  membanggakan  diri  dengan    Menteri  Pariwisata  Pos  dan  Telekomunikasi  Joop  Ave  (1993-
        menghadirkan  lima  rumah  ibadah  yang  mewakili  berbagai  1998).  Joop  Ave  kemudian  berkoordinasi  dengan  pemerintah
        agama besar, yakni Hindu, Buddha, Katolik, Protestan, dan Islam,  daerah  dan  tokoh  masyarakat  setempat.  Menteri  Joop  Ave
        semua terdapat dalam satu lokasi yang harmonis. Inilah bentuk  meminta  kawasan  pariwisata  Nusa  Dua  hendaknya  memiliki
        dari  semangat  gotong  royong  antarumat  beragama  yang  tempat ibadah untuk lima agama yang diakui di Indonesia, yaitu
        menjadikan  Puja  Mandala  sebagai  simbol  keberagaman  dan  Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Dengan adanya lima
        toleransi agama di Bali.                                 tempat  ibadah  ini  diharapkan  dapat  memfasilitasi  setiap
                                                                 karyawan atau wisatawan yang datang berkunjung ke kawasan
        Selain  menjadi  pusat  peribadatan,  Puja  Mandala  juga  menjadi  Nusa  Dua.  Menteri  Joop  Ave  menugaskan  PT  Bali  Tourism
        saksi  bisu  dari  harmoni  antarumat  beragama  di  tengah  Development Center (BTDC) untuk menyiapkan lahan.
        masyarakat  Bali.  Letaknya  yang  strategis  di  tepi  Jl.  Raya
        Kurusetra, jalur utama menuju destinasi wisata terkenal seperti  Kemudian, pada 1992, BTDC memilih sepetak lahan dengan luas
        Pura Uluwatu, Pantai Dreamland, Jimbaran, dan Taman Budaya  2,5 hektare di Desa Kampial yang menghadap ke Tanjung Benoa.
        Garuda  Wisnu  Kencana,  membuat  Puja  Mandala  menjadi  Setiap rumah dibangun di atas lahan tersebut dengan luas 5.000
        destinasi yang dapat dijangkau oleh banyak wisatawan.    m2.  Setelah  lahan  siap,  proses  pembangunan  mulai  dilakukan
                                                                 pada  1994  dan  berlangsung  hingga  1997.  Pada  1997,  ada  tiga
        Pengunjung tidak hanya dapat merasakan keindahan arsitektur  tempat ibadah yang sudah selesai dibangun, yaitu: Masjid Agung
        dan  spiritualitas  di  setiap  tempat  ibadah,  tetapi  juga  Ibnu  Batutah  Gereja  Paroki  Maria  Bunda  Segala  Bangsa  Gereja
        menyaksikan  sendiri  harmoni  yang  terjalin  di  antara  umat  GKPB Bukit Doa Sementara itu, vihara resmi digunakan pada 20
        beragama yang datang untuk beribadah.                    Desember  1997,  dan  Pura  Jagat  Natha  menjadi  rumah  ibadah
                                                                 yang terakhir diresmikan, yakni pada 30 Agustus 2004.








                                                                                                                9 9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15