Page 72 - E-Modul Sistem Basis Data
P. 72
4.4.2 Dependency Preservation
Dependency Preservation (dapat di-Indonesia-kan sebagai Pemeliharaan
Ketergantungan) merupakan kriteria kedua yang harus dicapai untuk
mendapatkan tabel dan basis data yang baik. Ketika kita melakukan perubahan data,
maka harus bisa dijamin agar perubahan tersebut tidak menghasilkan inkonsistensi
data yang mengakibatkan KF yang sudah benar menjadi tidak terpenuhi. Akan
tetapi, dalam upaya untuk memelihara KF yang ada untuk tetap terpenuhi tersebut,
prosesnya harus dapat dilakukan dengan efisien.
Tabel universal yang telah digambarkan sebelumnya, sudah jelas sangat
rapuh di dalam memenuhi kriteria Dependency Preservation ini. Kalaupun ingin
dipaksakan (agar KF yang ada tetap bisa terjaga pada saat ada perubahan yang
terjadi), maka upaya pemeliharaan KF itu akan berlangsung tidak efisien.
Katakanlah, ada perubahan data Alamat untuk mahasiswa dengan NIM '100001',
maka perubahan ini harus kita lakukan pada atribut alamat mhs di semua row yang
nilai atribut nim-nya berharga '100001".
Kita ambil contoh lain. Katakanlah, tabel Mahasiswa dan tabel Nilai
merupakan tabel-tabel hasil dekomposisi. Atribut-atribut yang ada di tabel Nilai
adalah nama_kul, nim, nama_mhs, dan indeks nilai dengan dua buah KF yaitu:
nama_kul nim→ indeks_nilai dan nim→ nama_mhs. Jika di tabel Mahasiswa
terjadi perubahan data pada atribut alamat mhs atau tgl lahir, maka perubahan ini
tidak perlu dijalarkan ke tabel Nilai, karena memang di tabel Nilai atribut-atribut
tidak dilibatkan. Tetapi jika perubahan itu terjadi pada atribut nama mhs di tabel
Mahasiswa, maka perubahan ini harus dijalarkan ke tabel Nilai, karena atribut ini
juga digunakan di tabel Nilai. Jika penjalaran perubahan ini hanya dilakukan pada
60