Page 99 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 99

“Hmm.” Gendhis hanya menggumam tak peduli. Dia   Gendhis menutup wajahnya, dan mulai menangis.
 bahkan tak melihat padaku.   Aduh, gawat ini. Teman-teman lain mengerubungi Gendhis.
               Sambil terisak, Gendhis bilang bahwa ternyata simbahnya
 Aku merasa ada yang janggal pada Gendhis, tetapi
               tak punya uang sama sekali untuk membayar piknik.
 keinginanku untuk menceritakan temuanku semalam
 mengalahkan rasa penasaranku.   “Kan hanya seratus ribu? Minta saja pada bapakmu,”
               tiba-tiba ada yang menceletuk.
 Aku pun mulai bercerita panjang lebar, yang kuawali
 dengan menunjukkan video orang berbaju hijau di pantai   Aku sontak menoleh pada temanku itu. Aku
 selatan. “Jadi, tidak benar kalau Nyi Roro Kidul akan  mengedipkan mata, memberi kode agar dia tak meneruskan
 menyer  orang-or      T  buktiny     ucapannya. Sayang, Gendhis sudah mendengar celetukan
               itu dan tangisnya bertambah keras.
 itu. Aman-aman saja, kok. Namun, sebaiknya memang
 kita jangan memakai baju hijau,” ujarku penuh semangat.   “Huaaaaa, bapakku saja malah merampas uang
               PIPku!” serunya.
 “Ya, ada yang mau percaya pada mitos, silakan.
 Yang tidak percaya, silakan. Namun, sebaiknya jangan  Kami semua terdiam, tak berani bicara. Takut salah.
 menghina atau menantang kepercayaan di suatu daerah.   Tiba-tiba aku punya ide. Aku menyenggol lengan Wira dan
 Saru!” sahut Wira.  berbisik, “Bagaimana jika kita patungan saja membiayai
               piknik Gendhis?”
 “Jadi, kita pakai seragam warna apa?” tanyaku.
                   Wira  setuju.  Dia  lalu  melakukan  bisik  berantai  ke
 Wira  menoleh  pada  Gendhis,  tetapi  Gendhis
               teman-teman lain. Kulihat semuanya mengangguk setuju.
 sepertinya tak menyimak pertanyaanku. Tatapannya sayu
 dan  kosong.  Wira  mengangkat  bahu  serta  menatapku   “Ndhis, jangan nangis lagi. Kami semua akan
 dengan tatapan bertanya-tanya.   patungan membayari piknikmu. Kamu kan teman kami,
               kita harus kompak. Berat sama dipikul, ringan sama
 “Jingga saja, ya? Aku enggak mau pakai jambon,”  dijinjing. Pokoknya kamu harus ikut,” kataku.
 kataku lagi. Tak kuduga, Gendhis mendengus kesal dan
                   Gendhis membelalak tak percaya. Tiba-tiba saja
 menghentakkan kakinya.
               dia berteriak, “Matur nuwuuuuun! Terima kasih, teman-
 “Sak karepmu, sesuka hatimu saja! Aku tidak akan  temanku semua!” Dalam sekejap, tangisnya berubah
 ikut piknik!” teriaknya.   menjadi tawa berderai.
 Aku  dan  Wira  saling  berpandangan.  Bukankah   Kami semua lega dan mulai mengumpulkan uang.
 kemarin Gendhis amat bersemangat membahas piknik  Seribu, dua ribu, lima ribu, semua anak berbagi sedikit
 ini? Mengapa sekarang dia malah memutuskan tidak ikut?   uang sakunya.




 90  Misteri Drumben Tengah Malam      Bab 12 Menolong Gendhis  91
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104