Page 22 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 22
“Bagaimana kalau kita cari saja sumber baunya?” sambil memegangi ujung kaus kakaknya. Beberapa kali
potong Nara. Neo menginjak bagian belakang sepatu Nara.
Neo membelalak saat mendengar perkataan Nara. “Ih Neo, aku bisa jatuh, loh.” Neo hanya meringis. Dia
Belum sempat Neo menolak, Nara sudah menunjuk arah, melepaskan pegangan tangannya. Namun, saat Nara ber-
“Baunya dari sana.” jalan lagi Neo kembali memegang tangan kakaknya.
Nara berjalan lebih dulu. Dia sama sekali tidak terpe- Semakin masuk ternyata jalan setapak itu makin mele-
ngaruh dengan cerita hantu itu. bar, mengarah ke halaman yang luas. Di tengah hala-
“Mbak Nara, ayo kita ke tempat Papa Mama saja.” man itu berdiri rumah kayu yang tertutup rapat. Model
Nara tidak memedulikan Neo dan terus berjalan. Neo rumah itu mirip rumah Pak Binsar. Orang-orang sekitar
jadi bingung. Tiba-tiba saja bau itu datang lagi. Kali ini menyebutnya rumah Bolon.
lebih tajam. Neo bergidik. Dia segera berlari menyusul “Balik saja yuk, Mbak,” bisik Neo.
kakaknya. “Aku yakin baunya dari dalam rumah itu.”
“Hei lihat,” tunjuk Nara. Nara tetap berjalan mendekati rumah itu. Kepalanya
Mereka menemukan jalan setapak. Bau itu semakin celingak-celinguk. Tiba-tiba terdengar suara jendela di-
kuat dari sana. buka.
Jalan itu cukup bersih dan terawat, artinya sering di- Kriet-kriet.
lewati orang. Itu sebabnya Nara berani berjalan ke arah “Huaaaa lari!” teriak Neo.
sana. Kepala Nara menoleh ke kanan kiri, melihat kondi-
si sekitarnya. Sementara itu, Neo berjalan di belakang
14 15