Page 116 - ilovepdf_merged (11)
P. 116
Terkait dengan itu, Pemaknaan tentang hukum
sekarang dalam kondisi tertentu seakan tidak
mengikat lagi, semua boleh diatur karena yang
mengatur bukan lagi hukum itu sendiri tetapi
kekuasaan dan harta. Ini akibat frustasinya para
pencari keadilan di meja hijau yang harus kandas
dan kalah akibat putusan pengadilan yang berpihak
kepada pemilik modal dan kekuasaan.
Hal tersebut membuat secara individu, seseorang
gampang mencurigai seorang yang lain, gampang
berperilaku seenaknya seolah-olah tidak ada aturan
yang dapat dijadikan pegangan dan kebenaran
sudah dianggap mati. Secara komunal, prinsip
kehidupan komunal yang bersifat anarkisme
semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan
persoalan individu dianggap sebagai persoalan
kelompok yang melahirkan konflik antar kelompok.
Sementara itu, pada tataran institusional terlihat
dari lemahnya lembaga-lembaga hukum dalam
melakukan proses penegakan hukum.
Berbagai perilaku tersebut, tidak hanya
menimbulkan kecendrungan terhadap terjadinya
pelanggaran hukum, akan tetapi juga dapat
berdampak terhadap pelanggaran HAM. Dimana,
akibat sentimen kelompok, maka persoalan pribadi
bisa berkembang menjadi persoalan kelompok yang
pada akhirnya dapat melanggar HAM kelompok yang
lain. Misalnya; adanya intimidasi dari kelompok-
kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas.
Sementara dalam konteks pemerintahan,
permasalahan diskriminasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan hukum masih menjadi persoalan
yang serius. Dimana, proses penegakan hukum dan
penyelenggaraan pemerintahan masih kental
dengan praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme). Artinya bagi masyarakat yang tidak
memiliki kenalan atau uang dalam proses penegakan
hukum dan penyelenggaraan pemerintahan, maka
pelayanan yang dirasakan masih jauh dari harapan.
109