Page 142 - ilovepdf_merged (11)
P. 142

negara-negara AA hampir semuanya terjerat dalam
                  pinjaman  luar  negeri  yang  "tidak  dapat  dibayar
                  kembali", kepentingan mereka sangat berbeda, dan
                  negara-negara kapitalis neoliberal sangat kuat.
                         Perilisan buku John Parkins “Confessions of an
                  Economic Hit Man” (Pengakuan Seorang Economic
                  Hit Man) yang memiliki subjudul “Agar negara yang

                  kaya  akan  sumber  daya  alam  seperti  Indonesia
                  diberi  hutang  sebanyak-banyaknya,  agar  negara
                  tidak bisa membayar utangnya," jelas bagaimana hal
                  ini  dilakukan  dalam  isi  buku.  Indonesia  adalah
                  bangsa  pertama  yang  perekonomiannya  direbut
                  oleh  “Kerajaan  Global”  Amerika  pada  awal
                  pemerintahan  Orde  Baru  pada  tahun  1971.
                  Neokolonialisme  tidak  dianggap  sebagai  ancaman
                  bahkan         dianggap        sebagai        “penyelamat”
                  perekonomian kita dari kemiskinan.
                         Ketika  pemerintahan  Orde  Baru  tumbang  dan
                  digantikan  oleh  Orde  Reformasi  yang  semakin  tak
                  terkendali,  neokolonialisme  di  Indonesia  menjadi
                  sangat kentara. Di dalam konstitusi ada acuan yang
                  jelas tentang kapan Pasal 33 UUD 1945 harus ditulis
                  ulang karena berbau sosialisme, ketika ide ini runtuh
                  dengan       keberhasilan       kolonialisme       pimpinan
                  Amerika.  Konsep  pasar  terancam  tergusurnya
                  prinsip ekonomi keluarga yang tidak diragukan lagi
                  merupakan  ideologi  nasional.  UUD  1945  kembali
                  tercabik-cabik  oleh  perubahan-perubahan  yang
                  dilakukan  oleh  Mahkamah  Konstitusi,  meskipun

                  keputusan  MPR  untuk  menegakkan  cita-cita
                  keluarga, dan dengan senang hati melakukannya.
                      Karena  segala  risiko  kolonialisme  saat  itu,
                  dianggap musuh telah "berpakaian baru", membuat
                  peringatan 50 tahun  Konferensi  Asia Afrika (KAA)
                  menyakitkan.  Karena  keegoisan  mereka,  para
                  intelektual dan pengusaha saat ini mempromosikan
                  neo-kolonialisme dan liberalisme. Mereka menolak
                  reformasi  kecuali  mereka  mengakui  bahwa
                  intelektual kita tidak memperbaiki kehidupan rakyat
                  biasa  melainkan  membuat  mereka  sengsara

                                                                             135
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147