Page 295 - Islam-BS-KLS-X
P. 295

Namun demikian untuk merubah dari sistem kastanisasi kepada non
                       kastanisasi seperti ajaran Islam bukanlah hal yang mudah. Yang dilakukan
                       Maulana Malik Ibrahim adalah melakukan pendekatan kepada masyarakat
                       melalui pergaulan. Ia selalu membiasakan budi bahasa yang ramah dan
                       santun dan tidak menunjukkan pertentangan dan perlawanan kepada ajaran
                       dan kepercayaan penduduk pribumi. Ia memperlihatkan keindahan dan
                       kemuliaan yang dibawa oleh ajaran Islam. Sehingga berkat keramah-tamahan
                       dan kehalusan budi pekertinya tersebut, banyak masyarakat pribumi yang
                       kemudian menganut agama Islam.
                          Pada mulanya Maulana Malik Ibrahim berdakwah di kalangan orang-
                       orang yang tersisih karena perbedaan kasta tersebut, ia memperkenalkan
                       Islam melalui adab dan perilaku maupun informasi yang ia sampaikan kepada
                       masyarakat sehingga sering terjadi kajian yang panjang dan mengasikkan.
                       Kemudian setelah berhasil memikat hati masyarakat, Maulana Malik Ibrahim
                       menempuh cara dagang. Aktivitas niaga ini membawanya mengenal semakin
                       banyak orang dan masyarakat yang lebih luas, khususnya orang-orang kerajaan
                       Majapahit dan para bangsawan yang terlibat dalam transaksi perniagaan
                       dengannya.
                          Setelah aktivitas perniagaan dan dakwah kepada para bangsawan ini
                       berjalan lancar, Maulana Malik Ibrahim pergi ke Trowulan, ibukota kerajaan
                       Majapahit untuk bertemu Raja. Meskipun Raja tidak berkenan masuk Islam,
                       namun kehadirannya disambut baik bahkan ia diberikan sebidang tanah di
                       daerah pinggiran Gresik. Wilayah tersebut saat ini dikenal dengan nama Desa
                       Gapura.
                          Kemudian setelah mendapatkan tanah dan ijin dari Raja untuk
                       mengembangkan syiar Islam, Maulana Malik Ibrahim lalu menyiapkan kader
                       dengan mendirikan dan membuka pondok pesantren. Pesantren adalah sebuah
                       lembaga yang dipergunakan untuk mendidik dan menyiapkan pemuka-
                       pemuka agama selanjutnya. Dan setelah selesai membangun pondok pesantren
                       di Desa Leran, pada tahun 1419 M Syekh Maulana Malik Ibrahim pun wafat
                       dan dimakamkan di Desa Gapura, Gresik, Jawa Timur. Oleh karena itulah ia
                       juga disebut dengan Sunan Gresik.
                          Di antara peninggalan-peninggalan Sunan Gresik adalah percampuran,
                       asimilasi dan akulturasi budaya. Hal tersebut menunjukkan bahwa Islam
                       adalah agama yang fleksibel, tidak kaku dan tidak mengandung unsur paksaan
                       bagi pemeluknya. Dan seharusnya metode dakwah seperti inilah yang dianut
                       oleh para pendakwah kontemporer saat ini. Dalam menghadapi adat istiadat,
                       tradisi, kepercayaan, aliran dan kelompok-kelompok yang berbeda golongan,
                       hendaklah yang dikedepankan adalah sifat humanis, ramah, damai dan




                                              Bab 10 |  Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia  279
                                                     (Metode Dakwah Islam Oleh Wali Songo di Tanah Jawa)
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300