Page 191 - Bahasa_Indonesia_BS_KLS_X_Rev
P. 191
Biograi Ki Hajar Dewantara: Pemikiran dan Perjuangannya
Nama Ki Hadjar Dewantara bukanlah nama
pemberian orang tuanya sejak lahir. Nama
aslinya ialah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat,
lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889. Ia dibesarkan
di lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Saat
berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka,
barulah ia berganti nama menjadi Ki Hadjar
Dewantara. Semenjak itu, Ki Hadjar Dewantara
tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan
dan nama pemberian orang tuanya agar dapat
bebas dekat deng rakyat bai secar isi
maupun hatinya.
Setelah menamatkan Sekolah Dasar di
Gambar 5.3 Ki Hadjar
Dewantara Europeesche Lagere School (ELS), Ki Hadjar
Sumber: Jitet/Kompas (2017) Dewantara melanjutkan ke STOVIA (School tot
Opleiding voor Inlandsche Artsen). Namun,
ia tidak menyelesaikan pendidikannya di sekolah ini karena kondisi
kesehatannya tidak mengizinkan.
Ki Hadjar Dewantara kemudian serius menggeluti dunia jurnalistik.
Ia berkiprah di beberapa surat kabar dan majalah, seperti Sediotomo,
Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer,
dan Poesara yang melontarkan kritik sosial-politik kaum Bumiputra
kepada penjajah. Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai
penulis andal. Tulisannya komunikatif, halus, mengena, tetapi keras.
Saat terjadi kebuntuan proses perolehan status hukum Idische Partij,
muncullah brosur berjudul Als ik eens Nederlander was (Andaikata aku
seorang Belanda). Brosur yang ditulis Ki Hadjar Dewantara itu beredar
di masyarakat. Isi tulisannya merupakan ungkapan hati seandainya ia
adalah orang Belanda, ia akan memprotes gagasan peringatan 100 tahun
kemerdekaan Belanda di wilayah koloni.
Pada tanggal 28 Juli 1913, Ki Hadjar Dewantara menerbitkan
tulisan selanjutnya berjudul Een voor allen, mar ook allen voor een (Satu
untuk Semua, tetapi juga Semua untuk Satu). Tulisan ini berisi tentang
penegasan dirinya bahwa tulisan sebelumnya merupakan releksi
apa yang dipikirkannya selama ini. Ia yakin bahwa semua penduduk
Bumiputra memiliki perasaan dan pemikiran yang sama dengan dia.
Bab V | Memetik Keteladanan dari Biograi Tokoh Inspiratif 175