Page 19 - E-Modul Mata Kuliah Fisika Bangunan 2
P. 19

2.  Natuurkundige   Grondslagen    Voor   Bouurvorrschriften,   1951,   Deel  11,
                               “Dagverlivhting Van Woingen, (N BG 11195 1)

                           3.  Hopkinson (et.al), 1966, Daylighting, London
                           4.  Adhiwiyogo. M.U,  1969,  Selection  of the  Design  Sky  for Indonesia  based
                               on  the Illumination Climate of Bandung, Symposium of Enviromental Physics

                               as Applied to Building in the Tropics.
                       Petunjuk teknis dalam penetapan faktor langit diatur dengan didasarkan atas keadaan

                       langit yang terangnya  merata  atau  kriteria  langit  perancangan  untuk  Indonesia
                       yang  memberikan  kekuatan pencahayaan  titik  dibidang  datar  di  lapangan  terbuka
                       sebesar  10.000  lux.  Besar  faktor  langit untuk  titik  ukur  pada  bidang  kerja  di

                       dalam  ruangan  dilakukan  dengan  menggunakan  metode analisis dimana nilai fl
                       dinyatakan sebagai fungsi dari H/D dan L/D seperti tercantum pada Tabel diatas.





















                        Gambar 7. Ilustrasi Suatu Titik Ukur U yang terletak pada jarak D dari suatu lubang
                                                      cahaya efektif ABCD


                              Metode pengukuran ini dilalukan dengan perbandingan jarak tertentu (H, D dan

                       L)  yang  diperoleh  ddari  gambar  system  proyeksi  denah,  tampak,  interior,  dan
                       potongan disertai penggunaan table nilai factor langit dan perhitungan interpolasi.

                       Langkah yang perlu dilakukan pada metode H/D dan L/D adalah:
                          1.  Gambar denah, tampak interior dan potongan dengan system proyeksi
                          2.  Menentukan lubang cahaya efektif (LCE). Untuk memperoleh LCE beberapa

                              Langkah perlu dilakukan. Terdapat satu titik ukur utama (TUU) dan dua titik
                              ukur samping (TUS 1 dan TUS 2)
                          3.  Menentukan H, D dan L.

                              TUU menghasilkan posisi dan dimensi LCE berbeda dengan TUS, sehingga
                              diperoleh perbedaan jarak L. Sedangkan jarak H dapat sama selama tinggi
                              LCE sama. D adalah 1/3 d, dan d merupakan kedalaman ruang yang diukur




                                                                                                       14
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24