Page 58 - EBOOK ZAINI AHMAD DAHLAN
P. 58

1.58                            Pembinaan Kehidupan Keluarga  



        4.  Sikap teliti, rapi dan sempurna. Sikap ini juga merupakan sikap dasar
            yang  harus  dimiliki  oleh  seorang  anak.  Karena  sikap  tersebut  sejalan
            dengan sikap ilmiah yang senantiasa sangat diperlukan bagi bangsa yang
            ingin maju.
        5.  Tata  krama.  Seorang  anak  harus  dapat  menghargai  dan  menghormati
            orang tua, orang yang lebih tua darinya, para guru atau pihak-pihak lain
            yang  dianggap  perlu.  Meskipun  nilai-nilai  kebudayaan  suatu  bangsa
            sudah  mengalami  pergeseran  namun  sopan  santun  dalam  hubungan
            dengan  sesama  manusia  lainnya  hendaknya  tetap  dipertahankan.  Oleh
            karena  itu,  seorang  anak  hendaknya  dilatih  untuk  mengontrol  ucapan,
            sikap, dan perbuatannya.
        6.  Gotong-royong.  Cobalah  Anda  perhatikan  bagaimana  orang-orang  di
            desa  mendirikan  rumah  atau  bangunan-bangunan  lainnya  baik  milik
            pribadi  maupun  milik  umum.  Mereka  biasanya  akan  bekerja  bantu
            membantu,  bekerja  secara  gotong-royong  tanpa  mengharapkan  adanya
            imbalan materi dari si pemilik bangunan. Masih adakah dewasa ini sikap
            gotong-royong di perkotaan? Rasanya sulit sekali kita  menemukannya,
            atau  dalam  kata  lain  sikap  gotong-royong  inilah  yang  sebaik-baiknya
            tetap  dibina  orang  tua  dan  ditanamkan  kepada  anak-anaknya.  Sikap
            gotong-royong akan memupuk rasa kesetiakawanan sosial.

            Sesuai dengan tuntutan zaman pada saat ini, selain nilai-nilai sosialisasi
        di  atas  berkembang  pula  nilai-nilai  sosialisasi  baru  seperti  kecerdasan,
        kemandirian, kreativitas, menghargai prestasi, rajin belajar, dan lainnya yang
        sesuai dengan masyarakat yang sedang berkembang.
            Melalui proses sosialisasi hendaknya di dalam diri seorang anak terjadi
        pemaduan yang harmonis antara nilai-nilai luhur budaya bangsa, nilai agama,
        dan nilai baru yang berkembang akibat perubahan-perubahan sosial budaya
        dalam  masyarakat.  Pembauran  yang  harmonis  diperlukan  untuk  mencapai
        suatu kepribadian yang tahan uji serta fleksibel dalam menyesuaikan diri.
            Dalam membina proses sosialisasi antara nilai-nilai tradisional dan nilai
        baru  pada  diri  anak,  usahakan  agar  tidak  tercipta  keragu-raguan  atau
        kebingungan. Oleh karena itu, yang paling baik adalah mempertahankan nilai
        tradisional yang sesuai dengan masa sekarang dan menyaring nilai-nilai baru
        dan  budaya  luar  yang  masuk  ke  dalam  keluarga  kita  untuk  selanjutnya
        memadukannya.
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63