Page 20 - Fixed_Laporan Observasi Konservasi_Kamojang_Neat
P. 20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pusat konservasi Elang Kamojang, Kabuaten Garut, Jawa Barat adalah situs
kawasan konservasi pertama di Indonesia yang berfokus pada burung Elang yang ada di
Indonesia, baik endemik atau non-endemik. Kawasan ini terletak di daerah dataran tinggi
dan jauh dari permukiman warga. Pusat konservasi ini mulai didirikan pada tahun 2014
dan merupakan hasil kerjasama dari PT. Pertamina Geothermal Energy Kamojang dengan
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, sehingga dapat dikatakan bahwa Pusat
konservasi Elang Kamojang ini juga berada di bawah naungan kementrian kehutanan.
Selain itu, pusat konservasi elang ini berfokus pada penyelamatan atau konservasi burung
elang, dimana tujuan akhir dari konservasi adalah melepasliarkan burung elang ke habitat
aslinya. Dalam manajemen satwanya, kawasan konservasi ini memiliki beberapa tahapan,
yaitu rescue, rehabilitasi, observasi, dan memasukkan ke kandang aviary. Oleh
karenanya, jenis kandang dalam kawasan konservasi ini terdiri dari 3 jenis, yaitu kandang
karantina, kandang observasi, dan kandang rehabilitasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggungjawab kunjungan wisatawan di
kawasan tersebut mengungkapkan bahwa kawasan konservasi elang ini memiliki jumlah
spesies lebih dari 100 ekor dari 13 jenis yang berbeda. Adapun jenis elang yang ada di
kawasan tersebut, diantaranya jenis elang alap besra, elang jambul, elang sayap coklat,
elang hitam, elang alap coklat, elang jawa, elang brontok, elang bondol, elang ular bido,
elang laut perut putih, elang tikus, elang paria, dan elang sikep madu asia. Kemudian
secara umum, kawasan konservasi Kamojang ini terbagi menjadi area umum atau area
wisatawan, area rehabilitas, dan area terbatas. Dari ketiga kawasan tersebut, kawasan
yang hanya bisa dikunjungi oleh wisatawan adalah kawasan area umum. Dalam area
tersebut menyajikan 15 ekor dari 5 jenis burung elang dengan kondisi yang kurang baik
dan tidak lagi memungkinkan untuk dilepasliarkan. Oleh karenanya, dapat dikatakan
bahwa adanya bentuk pembatasan kawasan sebagai bentuk upaya konservasi yang
dilakukan oleh pengelola kawasan konservasi elang Kamojang. Hal tersebut untuk
meminimalisir penyebaran penyakit dari wisatawan terhadap elang dan untuk menjaga
sifat liar dari elang, kecuali bagi seseorang yang sudah mendapatkan Surat Izin Masuk
Kawasan Konservasi (SIMAKSI) dari BKSDA.
20