Page 16 - Fixed_Laporan Observasi Konservasi_Kamojang_Neat
P. 16
3. Persepsi Masyarakat terhadap Satwa
Masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang satwa/vegetasi di
kawasan konservasi, terutama elang yang merupakan spesies endemik dan terancam
punah. Masyarakat juga mengetahui tentang peran dan fungsi elang dalam menjaga
keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Selain itu, masyarakat memiliki
sikap yang positif dan mendukung terhadap kegiatan konservasi elang yang dilakukan
oleh PKEK. Masyarakat menganggap elang sebagai simbol kebanggaan dan identitas
daerah, serta menghormati elang sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
4. Etnokonservasi
Kegiatan konservasi untuk melindungi keanekaragaman hayati di Pusat
Konservasi Elang Kamojang ini telah dipraktikkan pada tahun 2014. Pusat Konservasi
Elang Jawa, seperti Pusat Konservasi Elang Kamojang, berfokus pada upaya
konservasi ex-situ. Konservasi ex-situ adalah upaya perlindungan yang dilakukan
terhadap spesies tumbuhan dan hewan yang terancam punah dengan
memindahkannya ke habitat buatan yang dikelola oleh manusia. Tujuan utama dari
pusat konservasi ini adalah untuk memulihkan populasi elang di alam melalui
kegiatan penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepas liaran elang kembali ke alam.
Meskipun pusat konservasi ini tidak secara eksplisit menerapkan etnokonservasi,
mereka masih dapat berkontribusi pada pelestarian budaya dan pengetahuan lokal
melalui edukasi lingkungan dan keterlibatan masyarakat.
D. Dukungan dari Para Pihak
1. Pemerintah Daerah
PKEK merupakan hasil kerjasama antara Balai Besar Konservasi Sumber
Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area
Kamojang, dan Forum Raptor Indonesia. Ini menunjukkan adanya dukungan dari
pemerintah dalam upaya konservasi elang.
2. Pihak Swasta
Rehabilitasi elang memerlukan dukungan finansial yang berkelanjutan. PT
Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang memberikan bantuan sebesar
Rp 1,6 Miliar untuk lestarikan Elang Jawa. Meskipun Pertamina adalah Badan Usaha
16