Page 3 - 5438-10161-1-SM
P. 3

Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman       34




               konflik  dengan  orang  tua  dan  keinginan  untuk   remaja  karena  kurangnya  pemenuhan  zat  gizi
                                                       1
               meluangkan  waktu  bersama  teman  sebaya. Oleh   tersebut. 4
               karena  itu,  masa  remaja  adalah  masa  yang  lebih   Penelitian  di  Sulawesi  menunjukkan  ada
               banyak    membutuhkan     zat   gizi.   Remaja   hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada
               membutuhkan asupan zat gizi yang optimal untuk   remaja  putri.  Hal  ini  dikarenakan  remaja  putri
                                                2
               pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan    mempunyai  kebiasaan  kurang  mengkonsumsi
               usia  remaja  dibagi  menjadi  tiga  periode  yaitu   makanan sumber zat besi dan rata-rata mempunyai
               remaja  awal  pada  usia  10-13  tahun,  remaja   orang tua dengan tingkat pendidikan  yang rendah
               pertengahan  pada  usia  14-16  tahun,  dan  remaja   sehingga  pengetahuan  dalam  pemenuhan  asupan
               akhir pada usia 17-20 tahun. Puncak pertumbuhan   zat  gizi  yang  seimbang  menjadi  kurang. 10
               remaja putri terjadi pada usia 12 tahun, sedangkan   Berdasarkan  penelitian  di  Meksiko  diketahui
                                                  3
               remaja putra terjadi pada usia 14 tahun.        bahwa  defisiensi  besi  juga  dapat  terjadi  2-4  kali
                      Masalah gizi yang biasa dialami pada masa   pada  wanita  dan  anak-anak  obesitas.  Hal  ini
               remaja  salah  satunya  adalah  anemia.  Anemia   dikarenakan adanya peningkatan produksi hepcidin
                                                                                                           11
               adalah  penurunan  kuantitas  sel-sel  darah  merah   yang  dapat  menghambat  penyerapan  zat  besi,
               dalam  sirkulasi  atau  jumlah  hemoglobin  berada   sementara di Amerika Serikat (USA) menunjukkan
                                   4
               dibawah batas normal.  Gejala yang sering dialami   prevalensi kekurangan zat besi lebih tinggi terjadi
               antara  lain  lesu,  lemah,  pusing,  mata  berkunang-  pada  sampel  remaja  putra  dan  remaja  putri  yang
                                           5
               kunang,  dan  wajah  pucat.   Anemia  dapat     memiliki kelebihan berat badan  (9,1%) dibanding
               menimbulkan berbagai dampak pada remaja antara   dengan sampel yang memiliki berat badan normal
                                                                      12
               lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah   (3,1%).
               terkena  penyakit,  menurunnya  aktivitas  dan          Usia  12-14  tahun  termasuk  dalam  masa
                                                        6
               prestasi belajar karena kurangnya konsentrasi.    peralihan  dari  remaja  awal  ke  remaja  akhir  yang
                      Anemia defisiensi besi merupakan anemia   merupakan  masa  pencarian  identitas  dan  remaja
               yang  paling  sering  terjadi  pada  remaja,  karena   cepat  sekali  terpengaruh  oleh  lingkungan.
                                                            7
               kebutuhan  yang  tinggi  untuk  pertumbuhan.    Kecemasan  akan  bentuk  tubuh  membuat  remaja
                                                                                                            4
               Anemia kurang zat besi lebih banyak terjadi pada   sengaja tidak makan atau memilih makan di luar.
               remaja  putri  dibanding  remaja  putra.  Data  Survei   Kebiasaan  ini  dapat  mengakibatkan  remaja
               Kesehatan  Rumah  Tangga  (SKRT)  tahun  2004   mengalami  kerawanan  pangan  yang  berhubungan
               menyatakan  bahwa  prevalensi  anemia  gizi  pada   dengan  asupan  zat  gizi  yang  rendah  dan  berisiko
               remaja  putri  usia  (10-18  tahun)  57,1%.    Remaja   pada kesehatannya termasuk anemia.  Berdasarkan
               putri  cenderung  melakukan  diet  sehingga  dapat   Riskesdas  tahun  2007  prevalensi  anemia  remaja
                                                                                                           13
               menyebabkan asupan zat gizi berkurang termasuk   usia  ≤14  tahun  di  Indonesia  sebanyak  12,8%.
               zat besi. Selain itu adanya siklus menstruasi setiap   Berdasarkan  uraian  dalam  latar  belakang  peneliti
               bulan  merupakan  salah  satu  faktor  penyebab   tertarik untuk meneliti hubungan status gizi dengan
               remaja  putri  mudah  terkena  anemia  defisiensi   kejadian  anemia  pada  remaja  usia  12-14  tahun.
                   8
               besi.                                           Penelitian  ini  akan  dilakukan  di  SMP  Negeri  9
                      Anemia  kurang  besi  dapat  dipengaruhi   Semarang  karena  belum  pernah  ada  penelitian
               oleh   beberapa    faktor   yaitu,   kurangnya   seperti  ini  sebelumnya,  sehingga  bisa  menjadi
               mengkonsumsi  sumber  makanan  hewani  sebagai   acuan  untuk  penelitian  lebih  lanjut  mengenai
               salah  satu  sumber  zat  besi  yang  mudah  diserap   anemia.
               (heme  iron),  sedangkan  bahan  makanan  nabati
               (non-heme iron) merupakan sumber zat besi yang   METODE PENELITIAN
               tinggi  tetapi  sulit  diserap  sehingga  dibutuhkan   Penelitian  ini  dilakukan  pada  remaja  putri
               porsi  yang  besar  untuk  mencukupi  kebutuhan  zat   usia 12-14 tahun di SMP Negeri 9 Semarang pada
               besi dalam seharinya. Bisa juga disebabkan karena   bulan  November  2013  dan  termasuk  lingkup  gizi
               kekurangan  zat  gizi  yang  berperan  dalam    masyarakat dengan desain cross sectional. Jumlah
               penyerapan zat besi seperti, protein dan vitamin C.   sampel  sebanyak  90  orang  yang  dipilih  secara
               Konsumsi makanan tinggi serat, tannin dan phytat   consecutive sampling  dimana semua subyek  yang
                                                   3
               dapat menghambat penyerapan zat besi. Berbagai   datang  dan  memenuhi  kriteria  dimasukkan  dalam
               faktor juga dapat mempengaruhi terjadinya anemia   penelitian.  Pada  penelitian  ini  subyek  terdiri  dari
               gizi  besi,  antara  lain  pola  haid,  pengetahuan   kelas  VIII  a  hingga  VIII  h.  Kriteria  inklusi
                                           9
               tentang anemia, dan status gizi.  Anemia defisiensi   penelitian  ini  adalah  siswi  SMP  Negeri  9
               vitamin  B12  dan  folat  juga  sering  terjadi  pada   Semarang  berusia  12-14  tahun  yang  bersedia
   1   2   3   4   5   6   7   8