Page 4 - 5438-10161-1-SM
P. 4
Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 35
menjadi subyek, tidak sedang mengkonsumsi metode Semi Quantitative Food Frequency dalam
suplemen tambah darah, tidak sedang dalam rentang waktu 1 bulan, kemudian dihitung
keadaan menstruasi. menggunakan nutrisoft. Asupan zat besi (Fe),
Variabel dependen adalah kejadian anemia vitamin C, vitamin B12 dan folat kemudian
pada remaja putri. Variabel independen adalah dibandingkan dengan AKG remaja usia 12-14
status gizi remaja putri, sedangkan asupan protein, tahun.
zat besi, vitamin C, vitamin B12 dan folat Data yang diperoleh kemudian dianalisis
merupakan variabel perancu karena merupakan menggunakan program komputer. Analisis
faktor yang dapat mempengaruhi status gizi dan univariat dilakukan untuk mengidentifikasi usia
kadar hemoglobin. subyek, berat badan, tinggi badan, nilai z score
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan IMT/U, kadar hemoglobin, asupan
adalah identitas subyek, data antropometri, kadar protein, zat besi, vitamin C, vitamin B12 dan folat.
hemoglobin, asupan protein, asupan zat besi, Analisis bivariat dengan uji Chi Square untuk
vitamin B12 dan folat. Usia didapatkan dari selisih mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian
antara tahun penelitian dengan tahun kelahiran anemia pada remaja putri usia 12-14 tahun
sesuai formulir yang telah diisi subyek. Berat kemudian dilanjutkan analisis multivariat dengan
badan dan tinggi badan didapatkan dari uji regresi logistik.
pengukuran langsung satu kali saat melakukan
penelitian. Pengukuran berat badan dengan HASIL PENELITIAN
menggunakan timbangan injak digital kapasitas Karakteristik subyek
150 kg dan tingkat ketelitian 0,1 kg. Pengukuran Jumlah subyek sebanyak 90 orang dan
tinggi badan menggunakan microtoise kapasitas didapatkan usia paling banyak 13 tahun (83,3%).
200 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Status gizi Usia minimum adalah 12 tahun dan usia
remaja putri ditentukan dengan menghitung nilai z- maksimum 14 tahun. Rerata nilai z-score yang
score indeks IMT/U menurut Kemenkes RI tahun diperoleh berdasarkan IMT/U adalah 0,97 ± 1,18
2010 yang dikategorikan menjadi sangat kurus (< - SD, nilai terendah -3,03 dan tertinggi 2,64.
3SD), kurus (-3SD s/d ≤ -2SD), normal (-2SD s/d Berdasarkan nilai z-score menunjukkan status gizi
1SD) dan overweight (1SD s/d 2SD), obesitas subyek dengan kategori sangat kurus sebanyak 1
(≥2SD). 14 orang (1,1%), kurus 3 orang (3,3%), normal 66
Kejadian anemia pada remaja didefinisikan orang (73,3%), overweight 14 orang (15,6%) dan
sebagai suatu keadaan dimana menurunnya kadar obesitas 6 orang (6,7%). Dilihat dari kadar
hemoglobin (Hb) di dalam darah sehingga tidak hemoglobin menunjukan bahwa kadar hemoglobin
dapat memenuhi fungsinya yang diukur terendah 9,9 gram/dL dan tertinggi 14,9 gram/dL
menggunakan metode Cyanmethemoglobin. serta reratanya 12,6 ± 1,29 SD dan sebanyak 24
Pengambilan darah dilakukan oleh seorang analis orang (26,7%) mengalami anemia. Hasil
dengan cara mengumpulkan siswi di aula sekolah perhitungan asupan protein, zat besi, vitamin C,
kemudian dianalisis di salah satu Laboratorium vitamin B12 dan folat diketahui bahwa sebanyak
Swasta di Semarang. Hasilnya dikategorikan 63,3% siswi yang asupan zat besinya kurang dari
menjadi anemia (Hb < 12 mg/dL) dan tidak anemia kebutuhan, sedangkan asupan protein, vitamin C,
(Hb ≥ 12 mg/dL). vitamin B12 dan folat sebagian besar sudah dalam
Asupan protein, zat besi, vitamin B12 dan kategori cukup. Berikut adalah tabel karekteristik
folat bersumber dari makanan yang diukur dengan subyek.
Tabel 1. Tabel karakteristik subyek
n (%)
Usia siswi
- 12 tahun 10 (11,1%)
- 13 tahun 75 (83,3%)
- 14 tahun 5 (5,6%)
Status gizi
- Sangat kurus 1 (1,1%)
- kurus 3 (3,3%)
- normal 66 (73,3%)