Page 20 - E-MODUL BERBASIS STEM PADA MATERI SISTEM KOLOID
P. 20
Kepala sabun merupakan gugus yang hidrofil (tertarik ke air), sedangkan gugus
hidrokarbon bersifat hidrofob (takut air). Jika sabun dilarutkan ke dalam air,
molekul-molekul sabun akan mengadakan asosiasi dan orientasi karena gugus
nonpolarnya (ekor) saling terdesak sehingga terbentuk partikel koloid. Bagian
kepala yang hidrofil dari molekul sabun menghadap ke air dan bagian ekornya yang
hidrofob berkumpul mengarah ke dalam.
Daya pengemulsi dari sabun dan detergen juga disebabkan oleh aksi yang sama.
Gugus nonpolar dari sabun akan menarik partikel kotoran (lemak) dari bahan cucian,
kemudian mendispersikannya ke dalam air.
Sebagai bahan pencuci, sabun dan detergen bukan saja berfungsi sebagai
pengemulsi tetapi juga sebagai pembasah atau penurun tegangan permukaan. Air
yang mengandung sabun atau detergen mempunyai tegangan permukaan yang
lebih rendah sehingga lebih mudah meresap pada bahan cucian.
4. Koloid dan Polusi
Salah satu masalah lingkungan terkait dengan koloid adalah asbut. Asbut adalah
campuran rumit yang terdiri atas berbagai gas dan partikel-partikel zat cair dan zat
padat. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap (smoke) dan kabut (fog). Salah
satu penyebab dari masalah asbut adalah kebakaran hutan.
Kabut sendiri merupakan dispersi partikel air dalam udara. Kabut terjadi jika udara
panas yang mengandung uap air tiba-tiba mengalami pendinginan sehingga
sebagian uap air mengalami kondensasi. Jika asap bergabung dengan kabut, kabut
menghalangi asap naik. Akibatnya, asap tetap berada di sekitar kita dan kita
menghirupnya.
Asap mengandung partikel yang dapat mengiritasi paru paru dan membuat kita
batuk.
20