Page 19 - Buku Jejak Imam Utomo
P. 19

para gubernur tersenyum adalah juara II di  tahajud.  Kemudian mengintip sebentar pesan
                  bawah Jakarta yang sudah dikenal waktu itu  WA yang bersiliweran untuk mengetahui

                  sebagai gudangnya atlet nasional berprestasi.       kabar  terbaru.  Setelah  itu  berjalan  ke  masjid
                         Dan yang menarik, setelah lengser dari  yang  terletak  100  meter  dari  rumah  untuk
                  posisi gubernur ternyata bapak  empat anak  menunaikan salat subuh berjamah.  Habis salat
                  ini tidak terjatuh dalam post power syndrome  beliau tidak langsung pulang tapi mengobrol

                  atau  bersembunyi  dari  keramaian  umum.  dengan para jamaah atau tamu yang memang
                  Bapak empat anak ini tetap beraktivitas dalam  sengaja  menyambanginya  di  sana.  Sekitar
                  bidang  sosial  dan  keagamaan.  Ia  menerima  pukul 6 ia kembali ke rumah dan berolahraga
                  amanah untuk berkiprah di bidang sosial  ringan  seperti  naik  sepeda  statis.  Setumpuk

                  dengan memimpin  Palang Merah Indonesia  program  sudah  menunggu.  Acara  keluarga,
                  (PMI) Daerah Jawa Timur dan juga ketua  bisnis, atau sosial seperti silaturahmi ke kiyai
                  Dewan Pembina Yayasan Gerontologi Abiyoso.  atau  sahabat  dekat.  Selain  tugas  pribadi,  tak
                  Dan yang   lebih  utama Imam tetap  bersama  jarang ia harus ke kota-kota di Jawa Timur

                  masyarakat tanpa sekat dengan aktif mengikuti  dengan seragam PMI-nya.
                  kegiatan salat dan kemasyarakatan di  Masjid                Buku ini bukan biografi dalam arti yang
                  Nurul Iman yang didirikannya tak jauh dari  sesungguhnya, bahkan Imam  Utomo  sendiri
                  tempat  tinggal  di kawasan Margorejo Indah  tidak menghendaki orang menulis biografinya.

                  Surabaya.                                           Karena itu buku ini mencoba menapaki  “Jejak-
                         Ketiga jabatan tersebut sama sekali jauh  jejak Imam Utomo” sejak beliau meninggalkan
                  dari politik praktis dan juga tidak bernilai  dusunnya di Jombang untuk  melanjutkan
                  ekonomi. Sebagaimana ditulis Dhimam Abror,  sekolah sampai takdir  membawanya menjadi

                  setelah lengser keprabon, Pak Imam undur  seorang perwira militer yang kemudian
                  diri dari semua aktivitas publik yang bersifat  membuka pintu  baginya untuk  terjun lebih
                  politis. Imam Utomo madheg pandito, berhenti  dalam di bidang politik dan pemerintahan.
                  dari jabatan kekuasaan dan menjadi  sesepuh                 Untuk itu dilakukan wawancara puluhan

                  yang mengayomi dan menyebar kebajikan  narasumber yang kemudian dirangkum dan
                  kepada orang-orang di sekitarnya.                   dipilah-pilah sesuai dengan topik yang sama.
                         Imam memulai harinya dengan bangun  Misalnya, Ibu Wiji,  pedagang mracangan
                  pukul 02:30 pagi hari. Mandi dan memulai salat  di dusun Ngepeh bahkan dengan penuh
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24