Page 29 - KLIPINGBELMAWA26072019SORE
P. 29

Judul
Sumber Radikalisme di Kampus Bisa dari Pendidikan di Bawahnya
Media
Beritasatu.com - online
Terbit
26 Juli 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://www.beritasatu.com/nasional/566378/sumber- radikalisme-di-kampus-bisa-dari-pendidikan-di-bawahnya
PR VALUE
Rp 0
Jurnalis
Bernadus Wijayaka / BW
Jember, Beritasatu.com - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigadir Jenderal (Pol) Hamli, mengatakan, masih tingginya angka radikalisme di lingkungan kampus di Indonesia disinyalir berasal dari jenjang pendidikan di bawahnya.
Hal ini disampaikan Hamli saat menjadi pemateri di kegiatan Dialog Civitas Academica dalam Pencegahan Terorisme di kampus Universitas Jember, Rabu (24/7/2019), yang diselenggarakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur.
“Ada salah satu kampus di Jawa Timur yang tujuh puluh persen mahasiswanya bersumber dari sumber yang terindikasi. Dari SMA-nya, pondok pesantrennya, mereka sudah terpapar,” ungkap Hamli.
Dia meminta civitas academica di Jawa Timur tidak reaktif dengan data yang disampaikannya. Hal ini diingatkannya menjurus pada data serupa tentang temuan radikalisme di sejumlah kampus negeri di Indonesia yang pernah juga disampaikan, tetapi ditanggapi secara emosional.
“Dulu rektornya pada marah semua. Asal data BNPT dipertanyakan. Namun, ini hasil pengamatan lapangan, setelah dijelaskan detailnya mereka baru sadar dan ramai-ramai bergerak melakukan penanggulangan,” tambah Hamli dalam keterangan tertulis kepada Beritasatu.com.
Temuan radikalisme di lingkungan kampus, masih kata Hamli, memang bukan hal baru. Pada 1983 pihaknya pernah melakukan pengamatan dan menemukan adanya aktivitas keagamaan di salah satu masjid di lingkungan kampus yang berlangsung hingga pukul 03.00 dinihari.
“Ini seharusnya menjadi perhatian kampus. Kenapa sampai ada aktivitas di masjid kampus sampai pukul tiga pagi? Pencegahan bisa diawali dari kecurigaan-kecurigaan atas hal-hal yang janggal,” tandasnya.
Dalam paparannya, dia juga mengingatkan pentingnya keterlibatan civitas academica dan lingkungan sekitar kampus dalam pencegahan terorisme. Hal itu diakuinya akan menjadi sebuah sinergi nyata dalam upaya penanggulangan terorisme.
“Hard approach, pendekatan keras dalam penanggulangan sebenarnya tidak perlu dilakukan.


































































































   27   28   29   30   31