Page 208 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 208

Sumber: SindoNews.com
                        Gambar 6.1 M.Hatta sedang berpidato di depan sidang BP KNIP



                  Pada  September 1948, sebagai    Wakil   Presiden merangkap Perdana
              Menteri  dan Menteri  Pertahanan Mohammad Hatta    memberikan keterangan
              kepada  Badan Pekerja  KNIP   tentang kedudukan politik Negara   Indonesia
              saat  itu. RI menghadapi  berbagai  rintangan yang tidak sedikit. Perundingan
              dengan Belanda yang dimediasi oleh Komisi Tiga Negara dari PBB terancam
              terputus. Sementara itu, kaum oposisi yang dimotori Front Demokrasi Rakyat
              (FDR) yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin - Muso telah menambah buruk
              situasi dan kondisi politik dalam negeri, dengan berbagai tuntutannya, antara
              lain:  mendesak pemerintah  RI untuk membatalkan perjanjian Renville  yang
              notabene dibuat dan disepakati oleh Kabinet Amir Syarifuddin.

                  Perubahan sikap Amir Syarifudin ini     terkait  erat  dengan terjadinya
              perubahan politik Commintern     (Komunis  Internasional) yang pada  masa
              Perang Dunia  menganut   Doktrin Dimitrov  (garis  lunak) yang mengizinkan
              pihak Komunis bekerja sama dengan kapitalis untuk memerangi Fasis. Namun,
              kebijakan ini berubah seiring munculnya Perang Dingin setelah berakhirnya
              Perang Dunia II antara Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok
              Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Melalui Doktrin Zdanov (garis keras)
              komunis diperintahkan untuk kembali menganut sikap menentang kelompok
              kapitalis. Perubahan sikap Commintern ini diyakini memicu perubahan sikap
              partai-partai  komunis  di  seluruh dunia, yang pada  masa  Perang Dunia  II
              bekerjasama dengan kelompok nasionalis berbalik menentang, hal inilah yang
              diyakini menjadi latar belakang muncul perubahan sikap Amir Syarifudin dan
              pecahnya pemberontakan PKI di Madiun pada September 1948.

                  Mengenai   pertentangan antara  Amerika  Serikat  dan Uni  Soviet  dalam
              Perang Dingin di masa itu, fraksi FDR PKI dalam BP KNIP mendesak supaya
              RI  memilih pihak Uni   Soviet. Terkait  desakan tersebut, Hatta  menyatakan
              bahwa  politik  RI tidak memilih salah satu pihak, melainkan memilih jalan
              sendiri untuk mencapai kemerdekaan. Sejak keterangan Hatta tersebut politik




              200  Kelas XII SMA/MA
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213