Page 9 - EBOOK_Peribahasa Jawa Sebagai Cerminan Watak Sifat dan Perilaku Manusia Jawa
P. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
Bahasa dan sastra Jawa adalah bahasa dan sastra daerah yang ada
di Indonesia dan merupakan aset kekayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia. Aset tersebut bukanlah hal yang mati sebab kehadirannya
justru memperkaya bahasa dan sastra nasional. Sebagai contoh, kata,
ungkapan, dan peribahasa banyak yang masuk atau digunakan bahasa
bahasa dan sastra Indonesia. Peribahasa mikul dhuwur mendhemjero atau
ungkapan ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani yang terkenal itu diambil dari bahasa Jawa.
Sebenamya, dengan digunakannya peribahasa dan ungkapan itu
masyarakat pemakai bahasa Indonesia bukan saja mengambil istilah
lahimya saja, tetapi juga kandungan filsafat yang ada di dalamnya.
Sebuah filsafat mempunyai kaitan dengan berbagai hal, seperti sikap
hidup, religi, dan kebudayaan.
Jika kita akan meneliti peribahasa Jawa, keuntungan yang diperoleh
adalah mengangkat harkat bahasa dan sastra Jawa itu sendiri dan
masyarakat pemiliknya serta pemakai bahasa dan sastra Indonesia, yaitu
bangsa Indonesia. Dengan dernikian, kita akan semakin mengerti makna
peribahasa itu dan makna filsafat yang terkandung di dalamnya.
Filsafat yang dimiliki suatu bangsa atau suku adalah cermin watak,
perilaku, dan sifat pemiliknya. Dernikian pula halnya dengan peribahasa
Jawa. Apakah hal tersebut benar? Hal itu harus diuji dengan meng-
hubungkan makna dan filsafat yang terkandung dalam peribahasa Jawa
dengan bahan pustaka yang mengacu pada filsafat dan kebudayaan Jawa.
1