Page 136 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 136

116 | Modal Sosial Petani dalam Peratanian


                           “Anak-anak    sewaktu    kecil   banyak
                           diberikan  pengertian  tentang  mulianya
                           pekerjaan  menjadi  petani,  tetapi  anak-
                           anak  juga  memilih  pekerjaan  yang
                           disukainya.  Kita sebagai orang tua tidak
                           boleh memaksa anak kita untuk menjadi
                           petani.  Anak-anak  kita  pasti  suadah
                           merasakan  kalo  menjadi  petani  itu
                           susah” (Wawancara, 10 Juni 2010).

                  Persoalan lain  yang timbul  adalah siapa yang  menjadi  petani
             nantinya. Sepertinya jawaban untuk ini adalah merupakan jawaban
             seleksi alam. Para pemuda yang melakukan proses urbanisasi karena
             tidak  adanya  pekerjaan  lain  di  desa  (selain  bertani)  akan  kembali
             lagi ke desa. Mereka-mereka yang kembali ke desa ini adalah orang-
             orang  yang  kalah  dalam  persaingan  di  kota,  persaingan  dalam
             mencari   pekerjaan.   Tentunya,   keahlian,   kemampuan,    dan
             pengetahuan  yang  mereka  miliki  tentang  pertanian  sangat  buruk.
             Bila  ingin  memulai  menjadi  petani,  mereka  harus  belajar  lagi  dari
             semula. Persoalan ini sebenarnya sangat berhubungan erat dengan
             politik pembangunan nasional yang dipilih oleh pemerintah. Politik
             pembangunan nasional yang dipilih oleh pemerintah menempatkan
             sektor  pertanian  bukan  prioritas  utama  dalam  pembangunan.
             Akibatnya, pembangunan pertanian tidak akan pernah maju.
                  Banyaknya pemuda yang meninggalkan desa Bangunjiwo salah
             satunya disebabkan letak desa tersebut yang berada di daerah sub-
             urban.  Faktor  kedekatan  dengan  ibukota  kabupaten  dan  ibukota
             propinsi  adalah  salah  satunya.  Mereka  ingin  mencari  pengalaman
             baru untuk bekerja di tempat lain dan dapat pulang ke rumah pada
             hari itu juga. Hal ini dapat terjadi karena didukung oleh sarana jalan
             yang  sudah  sangat  baik  dan  umumnya  setiap  penduduk  sudah
             memiliki sepeda motor sebagai alat transportasi. Jarak tempuh dari
             desa menuju ibukota kabupaten hanya 15 menit, sedangkan menuju
             ibukota propinsi hanya 30 menit dengan menggunakan motor.

             b .   S u m b e r d a y a   A l a m

                  Sumberdaya yang penting dilihat dalam tulisan ini adalah yang
             berkenaan  dengan  tanah  (lahan)  dan  air  (pengairan).  Peningkatan
             jumlah  penduduk  di  pedesaan  yang  berbasis  pertanian  telah
             diketahui  menyebabkan  eksploitasi  yang  berlebihan  terhadap

                                                  Amiruddin Ketaren|  Bab V : 107-134
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141