Page 231 - Kelas 8 IPS BS press
P. 231

Kelicikan dan kejahatan Portugis  tersebut  menimbulkan kemarahan rakyat
                    Maluku. Sultan Baabullah (putera  Sultan Hairun) dengan gagah melanjutkan
                    perjuangan ayahandanya  dengan memimpin perlawanan. Pada    saat  bersamaan,
                    Ternate dan Tidore bersatu melancarkan serangan terhadap Portugis. Akhirnya, pada
                    tahun 1575, Portugis  berhasil  diusir dari  Ternate. Selanjutnya, Portugis  melarikan
                    diri dan menetap di Ambon. Pada tahun 1605, Portugis berhasil diusir oleh VOC dari
                    Ambon. Portugis kemudian menyingkir ke Timor Timur/Timor Leste dan melakukan
                    kolonisasi di tempat itu.


                    2) Perlawanan Aceh
                          Tahukan kalian bahwa  selain di  Ternate  dan Tidore, perlawanan masyarakat
                       Indonesia terhadap Portugis juga dilakukan oleh rakyat Aceh di Pulau Sumatra?
                       Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639), armada Aceh telah
                       disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu, Aceh telah
                       memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu, wilayah
                       Kerajaan Aceh telah sampai  di  Sumatra  Timur dan Sumatra  Barat. Pada  tahun
                       1629, Aceh mencoba menaklukkan Portugis, tetapi penyerangan yang dilakukan
                       Aceh ini belum berhasil mendapat kemenangan. Meskipun demikian, Aceh masih
                       tetap berdiri sebagai kerajaan yang  merdeka.

                    3) Ketangguhan “Ayam Jantan dari Timur”

                                               Kalian tentu tidak asing dengan nama      Sultan
                                             Hasanuddin. Tokoh ini  sangat  ditakuti  Belanda  karena
                                             ketangguhannya  melawan Belanda   sehingga  disebut
                                             sebagai “Ayam Jantan dari Timur”.
                                               Sultan Hasanuddin adalah Raja  Gowa  di  Sulawesi
                                             Selatan.  Suatu  ketika,  Kerajaan  Gowa   (Sultan
                                             Hasanuddin) dan Bone (Arung Palaka) berselisih paham.
                                             Hal  ini  dimanfaatkan VOC dengan mengadu domba
                      Sumber: http://kidnesia.grid.  kedua  kerajaan tersebut. VOC memberikan dukungan,
                      id/Indonesiaku/Teropong-
                      Daerah/Sulawesi-Selatan/  sehingga Bone menang saat perang dengan Gowa tahun
                      Tokoh/Sultan-Hasanuddin  1666. Sultan Hassanuddin dipaksa  menandatangani
                      Gambar 4.13 Sultan     Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667.
                      Hasanuddin.              Perjanjian Bongaya  adalah perjanjian antara  Sultan
                                             Hasanuddin dan VOC. Isi   dari  perjanjian Bongaya
                                             sebagai berikut.
                       a)  Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makassar;
                       b)  Belanda mendirikan benteng pertahanan di Makassar;
                       c)  Makassar harus  melepaskan daerah kekuasaannya  berupa  daerah di  luar
                           Makassar;
                       d)  Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.



                                                                   Ilmu Pengetahuan Sosial         219
   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236