Page 236 - Kelas 8 IPS BS press
P. 236

Perhatikan gambar Benteng Fort de Kock! Benteng tersebut merupakan saksi
                    betapa sengitnya perlawanan kaum Padri terhadap pemerintah Hindia Belanda. Di
                    manakah meletusnya Perang Padri? Bagaimana latar belakang dan proses Perang
                    Padri?
                       Minangkabau, Sumatra Barat merupakan salah satu pusat gerakan kebangkitan
                    Islam di Indonesia. Gerakan pemurnian ajaran Islam dibawa oleh para haji yang
                    pulang dari  Mekah. Tokohnya  adalah Haji  Miskin, Haji  Sunanik, dan Haji
                    Piobang. Kelompok pembaharu Islam di Sumatra Barat ini disebut sebagai kaum
                    Padri. Mereka  terpengaruh oleh para  pembaharu Islam  di  Timur Tengah, dan
                    menggelorakan semangat kembali pada kebangkitan Islam.
                       Ide pembaharuan Kaum Paderi berbenturan dengan kelompok adat atau kaum
                    penghulu. Belanda memanfaatkan perselisihan tersebut dengan mendukung kaum
                    adat yang posisinya sudah terjepit.
                       Perlawanan kaum Padri dengan sasaran utama Belanda meletus tahun 1821.
                    Kaum  Padri  dipimpin Tuanku Imam  Bonjol  (M  Syahab), Tuanku nan Cerdik,
                    Tuanku Tambusai, dan Tuanku nan Alahan. Perlawanan kaum    Padri  berhasil
                    membuat  Belanda  terpojok. Sementara  itu, Belanda  menghadapi  perlawanan
                    Pangeran Diponegoro (1825-1830). Belanda     sadar apabila  pertempuran
                    dilanjutkan, Belanda akan kalah. Belanda  pun mengajak kaum Padri berdamai,
                    yang diwujudkan di  Bonjol  tanggal  15 November 1825. Selanjutnya, Belanda
                    berkonsentrasi ke Perang Diponegoro.
                       Belanda berhasil memadamkan perlawanan Diponegoro. Setelah itu, Belanda
                    kembali  melakukan penyerangan terhadap kedudukan Padri. Kaum  adat  yang
                    semula bermusuhan dengan kaum Padri akhirnya mendukung perjuangan Padri.
                    Bantuan dari Aceh juga datang untuk mendukung pejuang Padri. Belanda benar-
                    benar menghadapi musuh yang tangguh.
                       Belanda  menerapkan sistem  pertahanan Benteng Stelsel. Benteng Fort  de
                    Kock di Bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen merupakan dua benteng
                    pertahanannya. Dengan siasat tersebut, Belanda akhirnya menang, yang ditandai
                    dengan jatuhnya  benteng pertahanan terakhir Padri  di  Bonjol  tahun 1837.
                    Tuanku Imam Bonjol ditangkap, kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian ke
                    Ambon, dan terakhir di  Menado hingga  wafat  tahun 1864. Berakhirnya  Perang
                    Padri membuat kekuasaan Belanda di Minangkabau semakin besar. Keadaan ini
                    kemudian mendukung usaha   Belanda  untuk menguasai  wilayah Sumatra  yang
                    lain.








                 224       Kelas VIII SMP/MTs
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241