Page 5 - Renungan El Bethel - Desember 2023
P. 5
N
G
N
A
A
D
P
S
A
PEM
BERI
N
A
K
P
A
EH
IDU
IM
IMAN PADA SANG PEMBERI KEHIDUPAN
“Semuanya ini Kukatakan supaya kalian mendapat sejahtera karena bersatu dengan Aku. Di dunia ini
kalian akan menderita. Tapi tabahkan hatimu! Aku sudah mengalahkan dunia!”. Yohanes 16:33 BIMK
Bacaan: Yohanes 16:33
“What happens when the healing never comes?
Do we stand and curse the heavens
Or lift our hands and feel the sun
The mystery’s not clear
Just once, Your voice I’d love to hear…”
enggalan lirik lagu ciptaan seorang artis bernama “Tori Kelly” di atas memiliki arti sederhana: ketika
kita mengharapkan sebuah jawaban, namun jawaban tersebut tak kunjung datang atau bahkan
Ptak akan pernah datang. Bagai seorang yang sakit mengharapkan kesembuhan, atau bagai seorang
yang putus asa yang mengharapkan sesuatu yang baik terjadi dalam hidupnya. Apa yang akan kita lakukan,
jika yang kita harapkan tidak pernah terjadi? Akankah kita berpaling karena kecewa dan mengutuk Sang
Pemberi Kehidupan? Atau kita memilih untuk mengangkat tangan dan terus memandang ke atas di
mana sinar terang yang sejati berasal? Jika kamu salah satu dari orangnya, ketahuilah bahwa kamu tidak
sendiri. Hingga hari ini, jutaan orang di seluruh dunia menantikan sebuah jawaban dan solusi dari masalah
yang mereka hadapi baik di area pribadi ataupun area korporat.
Abraham hidup dalam fakta bahwa secara manusia tidak mungkin memiliki keturunan. Jangankan
keturunan sebanyak bintang di langit atau pasar di laut, menghasilkan satu keturunan saja tampak
mustahil. Sebuah lelucon yang irasional bagi Abraham untuk menerima sebuah janji “Bapak segala
bangsa” di umur yang hampir 100 tahun dengan seorang istri yang mandul (Roma 4:19). Di Roma 4:20
terjemahan NASB1995 memiliki arti yang menarik, dikatakan “yet, with respect to the promise of God,
he did not waver in unbelief but grew stronger in faith, giving glory to God,”. Jadi terlepas dari kenyataan
hidup yang ada, dengan rasa hormat terhadap janji Tuhan, Abraham tidak bimbang untuk tidak lagi
percaya, namun justru imannya bertumbuh semakin kuat dengan tetap memuliakan Tuhan. Alkitab
mencatat bahwa di zaman akhir sebelum kedatangannya, dunia akan semakin jahat, masalah akan terus
ada, peperangan di area pribadi hingga entitas lebih tinggi seperti pemerintah ataupun kerajaan akan
semakin berat. Apa yang terjadi di bangsa kita hari-hari ini dan di musim yang akan datang, seharusnya
bukan menjadi sesuatu yang “mempengaruhi” rasa aman kita.
Jika kita restrukturisasi ulang ayat nats kita hari ini (Yoh. 16:33), kita akan menemukan hal-hal yang
luar biasa: 1) Yesus sudah memberitahu sejak awal tentang apa yang akan terjadi hari ini atau di masa
mendatang; 2) Tujuan Yesus memberitahukan hal-hal tersebut, bukan untuk membuat kita takut, marah
atau kecewa, tetap justru agar kita mendapatkan damai sejahtera; 3) Yesus juga memberitahu lebih
awal (atas kehendak-Nya) bahwa murid-murid-Nya termasuk kita akan menderita; 4) Yesus memberikan
perintah sekaligus jaminan agar kita tabah (dalam bahasa Yunani, agar kita memiliki keberanian) karena
kita berdiri bersama Raja di atas segala raja yang telah mengalahkan dunia.
PERENUNGAN : MINGGU
Mari menjadi pribadi yang tidak mudah kecewa atau marah, juga tidak menyerah terhadap apa yang kita
lihat di dunia ini. Mari senantiasa memandang Sang Jalan, Kebenaran dan Kehidupan. Seperti Abraham,
yang memilih untuk tidak bimbang, justru bertumbuh dalam iman yang semakin kuat dan memuliakan
MINGGU
Tuhan sebagai bentuk rasa hormat akan janji Tuhan dalam hidupnya. Kemarahan, kekecewaan ataupun
ketakutan memang adalah hal-hal yang manusiawi, tetapi bukanlah dasar dari setiap respon kita. Biarlah
kemanusiaan kita yang lemah ini mau untuk terus menerus tunduk oleh kebenaran yang sejati yang oleh
iman kita telah terima sebagai anugerah yang menyelamatkan. Yesus Kristus Tuhan dan Raja penyelamat.
Yang telah ada, yang ada dan yang akan datang kembali untuk yang kedua kalinya. Segala kemuliaan
hanya bagi-Nya! 3 DESEMBER 2023
DOA
“Tuhan mampukan kami untuk senantiasa mengarahkan mata, hati, dan pikiran kami pada-Mu sehingga
kami tidak mudah menjadi kecewa, marah, dan lemah iman kami. Amin.”
(Boby)