Page 29 - Renungan El Bethel - Januari 2024
P. 29
KASIH KARUNIA
K A SIH K A RU N I A
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang
dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka
semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
1 Korintus 15:10
Bacaan: 1 Korintus 15:1-10
ita hidup sampai hari ini bukan karena kuat dan kemampuan kita. Tetapi karena ada satu Pribadi
yang sudah menebus hidup kita dan memberi kehidupan yang baru bagi hidup kita. Sehingga
Kkita bisa menjalani hidup dengan kebebasan untuk memilih dan menikmati setiap kebaikan yang
ada. Namun seringkali sebagai manusia kita lupa, bahwa segala sesuatu di hidup kita bukan karena hasil
kita bahkan bukan tentang diri kita lagi.
Sama seperti Paulus, yang menggangap dirinya paling hina dari semua rasul bahkan tidak layak di
sebut sebagai rasul, menganggapkan dirinya sungguh tidak layak menerima Kasih Karunia yang Tuhan
beri. Tetapi justru Paulus mengambil respon yang baik, karena Paulus tau itu Kasih Karunia ia tidak mau
menyia-nyiakan Kasih Karunia tersebut bahkan bekerja lebih keras. Kasarnya yang saya tangkap berarti
Paulus meyombongkan dirinya bekerja lebih keras daripada orang-orang yang layak di panggil Rasul?
Tetapi di dalam firman Tuhan dikatakan “tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang
menyertai aku.” Artinya Paulus menjelaskan secara tidak langsung bahwa semua itu bukan karena hanya
ia bekerja lebih keras tetapi Kasih Karunia yang begitu besar bekerja secara luar biasa di dalam hidupnya.
Sehingga ia sanggup melakukan segala perkara di dalam hidupnya.
Ayat ini menyadarkan saya kembali, Paulus mengerti betul apa itu arti Kasih Karunia. Sesuatu yang tidak
layak didapatkan tetapi diberikan secara cuma-cuma. Tetapi ada satu kalimat berkata “di dalam dunia
ini tidak ada yang gratis, semua ada harganya”. Dan ya, itu benar adanya, harga Kasih Karunia itu sudah
Tuhan bayar lunas di atas kayu salib dan kita tinggal pakai secara cuma-cuma. Tetapi seringkali kitalah
yang menganggap remeh Kasih Karunia tersebut. Sebagai pelayan Tuhan saya seringkali merasa seperti
Paulus, saya tidak layak dan masih banyak orang lain yang layak untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan
ini. Namun, lagi-lagi Kasih Karunia itu yang menyadarkan saya kembali, bukan karena saya layak atau
tidak, tetapi karena Tuhan sendiri yang mau pakai hidup saya. Justru waktu saya merasa tidak layak dan
menutup hidup saya, justru sesungguhnya saya sedang menghambat Tuhan untuk bekerja secara luar
biasa dalam hidup saya. Apa yang mau Tuhan beri dan genapi dalam hidup saya tidak akan terjadi.
Justru sebaliknya karena saya tau saya tidak layak, saya membayar harga lebih, bahkan mungkin bisa
lebih dari yang saya bayangkan. Membayar harga untuk janji Tuhan itu sampai melihat bahwa janji itu
tergenapi. Tetapi dibutuhkan respon seperti Paulus yang membuang jauh-jauh tentang dirinya sendiri
tetapi memberi ruang yang amat besar untuk kehendak Tuhan.
PERENUNGAN
Apakah kita sudah menyadari betul Kasih Karunia yang Tuhan beri dan mempergunakannya dengan
baik?
Dan apakah kabar tentang Kasih Karunia itu hanya masih berada di hidup kita, belum sampai kepada
sekitar kita? SABTU
DOA
SABTU
“Tuhan, saya meminta ampun karena seringkali mengganggap remeh Kasih Karunia-Mu, seringkali saya
merasa gagal, capek dan sudah membayar harganya, padahal justru semuanya itu tidak ada apa-apanya
di hadapan Kasih Karunia-Mu. Engkaulah Sumber hidup saya dan Sumber segala sesuatu yang bisa saya
beri. Ampuni saya yang lemah dan tidak layak ini Tuhan, tetapi saya mohon untuk terus pakai hidup saya,
saya mau hidup sesuai dengan apa yang Engkau mau. Seturut dengan Kasih dan Karunia-Mu, Tuhan. 27 JANUARI 2024
Amin.
(Zefanya)