Page 85 - KIAT MELESTARINAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
P. 85
ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan
meletakkan tutupan atas penglihatannya ? Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa
kamu tidak mengambil pelajaran ?.” (QS. Al-Jaatsiyah (45) ayat 23)
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
.
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yusuf (12) ayat 53)
Sumber Dari Hadits Nabi Muhammad Saw.
“Bukanlah orang yang kuat itu yang banyak mengalahkan lawan, akan tetapi
orang yang kuat itu adalah orang yang mampu mengendalikan hawa
nafsunya diwaktu marah.”(Hadits riwayat Bukhari & Muslim).
Sumber Dari Al Kitab Agama Kristen Protestan
"Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun
ke dalam perut lalu dibuang di jamban ? Tetapi apa yang keluar dari mulut
berasalah dari hati dan itulah yang menajiskan orang Karena dari hati
.
timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian,
sumpah palsu dan hujat, Itulah yang menajiskan orang." (Matius 15:17-20)
Sumber Dari Al Kitab Agama Katolik
“Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi penghianat tertangkap
oleh hawa nafsunya.” (Amsal 11:6)
“Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat
dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang
mencelakakan yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan
,
kebinasaan.” (1 Timotius 6:9)
Sumber Dari Kitab Suci Agama Buddha
“Tetapi, ia yang dapat membuang kekotoran – kekotoran batin, teguh dalam
sila, memiliki pengendalian diri , serta mengerti kebenaran, maka
sesungguhnya ia patut mengenakan jubah kuning.” (Dhammapada, Yamaka
Vagga I : 10)
Beliau yang kemenangannya tak dapat dikalahkan lagi, yang nafsunya telah
diatasi dan tidak mengikutinya lagi , Sang Buddha yang tiada
tandingannya, yang tanpa jejak nafsu, dengan cara apa akan kau goda beliau
?.” (Dhammapada Buddha Vagga Bab XIV : 1)
MARI BELAJAR BERBUAT BAIK 77